S&P peringatkan potensi resesi di Catalunya pascareferendum kemerdekaan
13 Oktober 2017 11:31 WIB
Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Spanyol dan berteriak di depan balai kota dalam sebuah demonstrasi mendukung persatuan Spanyol sehari sebelum referendum kemerdekaan 1 Oktober yang dilarang di Catalunya, di Madrid, Spanyol, Sabtu (30/9/2017). (REUTERS/Sergio Perez/cfo/17)
Madrid (ANTARA News) - Badan pemeringkat Standard and Poor’s, Kamis (12/10), memperingatkan bahwa krisis mengenai kemerdekaan Catalunya dari Spanyol dapat menjerumuskan wilayah itu ke dalam resesi.
"Kami tidak yakin bahwa kemerdekaan Catalunya akan terwujud," ujar kepala pejabat pemeringkat S&P Moritz Kramer dalam sebuah pernyataan saat badan itu menggarisbawahi potensi dampak akibat ketidakpastian berkepanjangan atas nasib salah satu wilayah paling makmur di Spanyol itu.
"Ketegangan antara Catalunya dan pemerintah pusat dapat menyebabkan turunnya kepercayaan bisnis dan potensi gangguan bisnis yang berkelanjutan," ungkap analis kredit S&P, Elena Iparraguirre.
Spanyol sedang didera darurat politik paling serius dalam satu dekade setelah pemimpin Catalunya Carles Puigdemont mengatakan wilayah itu telah mendeklarasikan kemerdekaan setelah melaksanakan referendum pemisahan diri pada 1 Oktober.
Namun, dia dengan segera menangguhkan deklarasi itu, menyerukan tambahan waktu untuk berunding dengan Madrid.
Pemerintah berjanji akan menghalangi upaya pemisahan diri Catalunya dan negara itu tengah menghadapi masa ketidakpastian politik dan hukum yang cukup sulit jika Puigdemont melanjutkan upayanya untuk memisahkan wilayah Catalunya dari Spanyol.
"Kami yakin bahwa di tengah skenario politik dan ekonomi yang cukup merugikan, Catalunya hampir pasti akan menanggung dampak terberatnya, yang kemungkinan menyebabkan perlambatan cukup tajam dan bahkan mungkin resesi," ungkap S&P, sebagaimana dilaporkan AFP. (kn)
"Kami tidak yakin bahwa kemerdekaan Catalunya akan terwujud," ujar kepala pejabat pemeringkat S&P Moritz Kramer dalam sebuah pernyataan saat badan itu menggarisbawahi potensi dampak akibat ketidakpastian berkepanjangan atas nasib salah satu wilayah paling makmur di Spanyol itu.
"Ketegangan antara Catalunya dan pemerintah pusat dapat menyebabkan turunnya kepercayaan bisnis dan potensi gangguan bisnis yang berkelanjutan," ungkap analis kredit S&P, Elena Iparraguirre.
Spanyol sedang didera darurat politik paling serius dalam satu dekade setelah pemimpin Catalunya Carles Puigdemont mengatakan wilayah itu telah mendeklarasikan kemerdekaan setelah melaksanakan referendum pemisahan diri pada 1 Oktober.
Namun, dia dengan segera menangguhkan deklarasi itu, menyerukan tambahan waktu untuk berunding dengan Madrid.
Pemerintah berjanji akan menghalangi upaya pemisahan diri Catalunya dan negara itu tengah menghadapi masa ketidakpastian politik dan hukum yang cukup sulit jika Puigdemont melanjutkan upayanya untuk memisahkan wilayah Catalunya dari Spanyol.
"Kami yakin bahwa di tengah skenario politik dan ekonomi yang cukup merugikan, Catalunya hampir pasti akan menanggung dampak terberatnya, yang kemungkinan menyebabkan perlambatan cukup tajam dan bahkan mungkin resesi," ungkap S&P, sebagaimana dilaporkan AFP. (kn)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017
Tags: