Abu Dhabi (ANTARA News) - Uni Emirat Arab mengumumkan penghentian pengeluaran visa untuk warga Korea Utara dan penurunan hubungan diplomatik dengan Pyongyang, menyusul langkah Kuwait dan Qatar.

Pemerintah Uni Emirat Arab telah mengakhiri misi duta besar nonresiden mereka untuk Korea Utara dan duta besar non-residen Pyongyang untuk Uni Emirat Arab menurut siaran kantor berita pemerintah WAM pada Kamis (12/10).

Abu Dhabi juga tidak lagi mengizinkan perusahaan Korea Utara beroperasi di satu pun dari tujuh emiratnya menurut siaran WAM.

Ketegangan terkait program persenjataan Korea Utara meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan Pyongyang meluncurkan sejumlah rudal dan melakukan uji coba nuklir keenam sekaligus terkuat mereka bulan lalu.

Sanksi-sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Korea Utara bulan lalu diperluas untuk menyertakan pekerja tamu Korea Utara, serta pembatasan ekspor tekstil dan minyak.

Korea Selatan dan Jepang menekan negara-negara Teluk untuk berhenti mempekerjakan pekerja Korea Utara, yang pendapatannya beralih ke pengiriman uang yang menguntungkan rezim di Pyongyang menurut sumber-sumber diplomatik Asia.

Pada September, Kuwait memberi duta besar Korea Utara waktu satu bulan untuk meninggalkan negerinya dan berhenti mengeluarkan visa bagi seluruh warga Korea Utara.

Qatar juga menyatakan tidak akan memperbarui visa para pekerja Korea Utara dengan izin visa kerja terakhir dijadwalkan kadaluwarsa pada akhir 2018.

Antara 2.000 dan 2.500 warga Korea Utara saat ini bekerja di Kuwait, dan sekitar 1.000 lainnya di Qatar.

Sementara Uni Emirat Arab merupakan tempat 1.300 warga Korea Utara bekerja menurut pernyataan seorang diplomat Korea Selatan yang dikutip kantor berita AFP. (kn)