Jakarta (Antara) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (Persero) terus berinovasi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi ke berbagai sektor usaha. Termasuk memasok gas bumi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG) untuk usaha kecil menengah (UKM).




Salah satu usaha yang turut merasakan manfaat gas bumi PGN adalah Bogor Laundry. UKM yang berdiri sejak awal 2010 ini sejak dua bulan lalu sudah bermigrasi ke gas PGN karena mendapatkan banyak manfaat dibanding menggunakan bahan bakar lainnya.




"Awalnya kami menggunakan LPG (Liquified Petroleum Gas) untuk operasional, tetapi karena pasokan tidak stabil dan harga tidak bersahabat, makanya kami berpikir untuk migrasi ke gas alam," kata Pemilik Bogor Laundry, Sri Derin Salihah, Kamis (12/10/2017).




Sri mengatakan, keputusan untuk beralih dari LPG ke gas bumi ia lakukan pada Agustus 2017 lalu. Namun, karena tidak ada jalur pipa gas, PGN menawarkan agar usahanya menggunakan gas bumi dalam bentuk CNG.




Pemanfaatan CNG di Bogor Laundry digunakan untuk seluruh kegiatan operasional. "Operasional kami 100 persen menggunakan CNG PGN. Untuk nyuci, untuk setrika, untuk mengeringkan, jadi boiler laundry tenaganya berasal dari CNG," kata Sri.




Sri menambahkan, menggunakan CNG dari PGN memberikan manfaat yang sangat besar untuk bisnis laundrynya. Selain pasokan terjamin, CNG juga murah. Ia mengatakan, saat masih menggunakan LPG setiap bulannya Sri harus mengeluarkan uang sekitar Rp 27-30 juta per bulan. "Sejak pakai CNG, pembayarannya sekitar Rp 20 juta," ujar Sri.




Sales Head Area Bogor PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) Elda Sutarda mengatakan, penggunaan CNG bagi usaha laundry memang menguntungkan. Sebab, ketika pakai LPG yang dibeli di toko ritel, pasokannya tidak terjamin, dan kalaupun ada stok harganya dinaikkan.




"Jadi sekarang dengan jadi pelanggan GasLink, mereka tidak pusing lagi memikirkan pasokan gas, sehingga bisa fokus pada bisnisnya," kata Elda.




Selain Bogor Laundry, pelanggan gas bumi dari PGN di Bogor juga termasuk fasilitas publik seperti rumah sakit. Salah satu contohnya adalah Rumah Sakit Azra yang menggunakan gas bumi untuk laundri dan restorannya.




Ke depan, Elda mengatakan, RS Azra juga akan mengganti bahan bakar genset, water heater, dan kebutuhan lainnya dengan gas dari PGN. Di wilayah Bogor saat ini, sudah ada lima rumah sakit yang menjadi pelanggan PGN. Jumlah rumah sakit pengguna gas di Bogor kedepan akan terus bertambah.




Elda mengatakan, saat ini kantor operasi PGN Area Bogor melayani empat wilayah, yakni Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Sukabumi, dan Depok. Saat ini, secara total pelanggan PGN di Area Bogor mencapai 22.494 pelanggan yang terdiri dari 21.937 pelanggan rumah tangga, 279 pelanggan komersil, 53 pelanggan industri jasa komersil, dan 225 industri manufaktur pembangkit listrik.




Untuk sektor komersil, ada juga pusat perbelanjaan yang sudah memanfaatkan gas PGN, yaitu Mall Botani Square. Mal ini memakai gas untuk kebutuhan memasak para tenan di foodcourt.




"Dalam waktu dekat Mal Ekalosari juga akan pakai gas. Mereka sudah menyampaikan kepada kami," tutup Elda.




Sekadar informasi, layanan CNG ini merupakan salah satu konsep pelayanan kepada pelanggan dengan tema PGN 360 Degree Integrated Solution. Tema besar layanan PGN ini mengusung konsep pemberian solusi terintegrasi untuk memberikan layanan yang menyeluruh dan mengerti Pelanggan, dengan segala keunikan dan kemampuan PGN.




Dalam PGN 360 Degree Integrated Solution ini, PGN memberikan layanan penggunaan gas bumi dari hulu hingga hilir, seperti penyediaan gas bumi melalui anak usaha Saka Energi, penyediaan gas bumi dalam bentuk gas alam cair (LNG), CNG sampai melalui jaringan pipa gas bumi yang tersebar di 19 kabupaten/kota di 12 provinsi.




Saat ini PGN telah memasok lebih dari 1.658 industri besar dan pembangkit listrik, lebih dari 1.930 pelanggan komersial, dan 204.000 pelanggan rumah tangga. Konsumen PGN tersebut tersebar di 19 kabupaten/kota di 12 provinsi, di antaranya Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Sorong Papua.