Sultan Hamengku Buwono X percepat pembangunan infrastruktur objek wisata
12 Oktober 2017 14:24 WIB
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri), dan Sri Paduka Paku Alam X (kanan) mengucapkan sumpah jabatan saat pelantikan gubernur dan wakil gubernur DIY, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/10/2017). Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Sri Paduka Paku Alam X dilantik untuk masa jabatan 2017-2022. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Kulon Progo, DIY (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, akan mempercepat pembangunan infrastruktur jalan menuju objek wisatan untuk mendukung bandara baru di Kabupaten Kulon Progo.
Sultan Hamengku Buwono X, di Kulon Progo, Kamis, mengatakan, program percepatan pengembangan objek wisata ada yang sifatnya dapat dipublikasikan dan rahasia.
"Programnya ada yang bisa dipublikasikan dan rahasia. Yang dapat dipublikasikan seperti pembangunan infrastruktur," katanya.
Ia mengatakan pembangunan infrastruktur ini, tidak hanya menjadi beban pemerintah Provinsi DIY, tapi juga pemerintah pusat, dalam hal ini kementerian teknis, seperti Kementerian PUPR. "Pembangunan infrastrukturnya dibebankan APBN, maka yang mengerjakan departemen," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi IV DPRD Kulon Progo, Hamam Cahyadi, meminta Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo membuat rencana detail teknis infrastruktur jalan menuju objek wisata, kemudian diserahkan ke bupati supaya memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman mengajukannya ke dewan dan membangunnya.
Dia menyayangkan Dinas Pariwisata DIY yang masih asik dengan urusan internal sehingga tidak membuat gebrakan khusus menyambut bandara.
"Dinas pariwisata harus kerja cepat, buat program percepatan yang bisa dikerjakan dengan cepat, tapi tetap memberdayakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat," katanya.
Selain itu, kata dia, harus menyusun rencana detail teknis objek wisata dengan menempatkan lokasi untuk kuliner. Saat ini, toko dan kuliner yang dibangun masyarakat masih semrawut.
"Kenapa Dinas Pariwisata Kulon Progo ini tidak mau berbenah diri, apalagi menghadapi bandara membutuhkan perubahan di sektor pariwisata. Kalau tidak ada perubahan, Kulon Progo akan menjadi penonton," katanya.
Sultan Hamengku Buwono X, di Kulon Progo, Kamis, mengatakan, program percepatan pengembangan objek wisata ada yang sifatnya dapat dipublikasikan dan rahasia.
"Programnya ada yang bisa dipublikasikan dan rahasia. Yang dapat dipublikasikan seperti pembangunan infrastruktur," katanya.
Ia mengatakan pembangunan infrastruktur ini, tidak hanya menjadi beban pemerintah Provinsi DIY, tapi juga pemerintah pusat, dalam hal ini kementerian teknis, seperti Kementerian PUPR. "Pembangunan infrastrukturnya dibebankan APBN, maka yang mengerjakan departemen," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi IV DPRD Kulon Progo, Hamam Cahyadi, meminta Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo membuat rencana detail teknis infrastruktur jalan menuju objek wisata, kemudian diserahkan ke bupati supaya memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman mengajukannya ke dewan dan membangunnya.
Dia menyayangkan Dinas Pariwisata DIY yang masih asik dengan urusan internal sehingga tidak membuat gebrakan khusus menyambut bandara.
"Dinas pariwisata harus kerja cepat, buat program percepatan yang bisa dikerjakan dengan cepat, tapi tetap memberdayakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat," katanya.
Selain itu, kata dia, harus menyusun rencana detail teknis objek wisata dengan menempatkan lokasi untuk kuliner. Saat ini, toko dan kuliner yang dibangun masyarakat masih semrawut.
"Kenapa Dinas Pariwisata Kulon Progo ini tidak mau berbenah diri, apalagi menghadapi bandara membutuhkan perubahan di sektor pariwisata. Kalau tidak ada perubahan, Kulon Progo akan menjadi penonton," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: