Wayang Jogja Carnival diusulkan menjadi agenda nasional
11 Oktober 2017 18:46 WIB
Dokumentasi Sebanyak seratus lebih penari menggunakan pakaian jamu gendong menari di tengah jalan Malioboro Yogyakarta, Minggu (6/10/2013). Tarian "Jampi Gugat" tersebut memeriahkan pesta rakyat dalam rangka HUT Kota Yogyakarta ke 257 yang jatuh pada 7 Oktober. (ANTARA FOTO/Regina Safri) ()
Yogyakarta (ANTARA News) - Pergelaran puncak peringatan Hari Ulang Tahun Ke-261 Kota Yogyakarta "Wayang Jogja Night Carnival" akan diusulkan ke Kementerian Pariwisata agar menjadi bagian dari agenda wisata nasional.
"Sudah ada pembicaraan dengan wakil dari Kementerian Pariwisata. Kami akan upayakan agar agenda kegiatan ini bisa masuk dalam agenda wisata nasional," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di sela Jenang Sumsuman untuk mengevaluasi rangkaian kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-261 Kota Yogyakarta di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar Wayang Jogja Night Carnival bisa masuk dalam agenda nasional, salah satunya adalah jumlah penyelenggaraan kegiatan.
"Minimal, Wayang Jogja Night Carnival sudah diselenggarakan selama lima tahun berturut-turut. Sampai saat ini, kegiatan ini sudah digelar untuk kedua kalinya secara berturut-turut," kata Haryadi.
Ia optimistis, Wayang Jogja Night Carnival mampu menembus agenda wisata nasional karena kegiatan karnaval tersebut memiliki keunikan dari tema yang diangkat, yaitu cerita di balik tokoh-tokoh pewayangan.
"Akan ada banyak kreasi yang bisa diangkat dari tema wayang ini. Saya pun yakin jika pada penyelenggaraan selanjutnya akan semakin baik. Tanggapan masyarakat selama dua kali penyelenggaraan pun selalu baik," katanya.
Ia pun mewacanakan perubahan lokasi penyelenggaraan kegiatan dari sebelumnya di seputaran Tugu Yogyakarta akan dialihkan ke kawasan Malioboro seperti penyelenggaraan Jogja Java Carnival beberapa tahun lalu.
Sementara itu, kontingen dari Kecamatan Wirobrajan ditetapkan sebagai penampil terbaik pertama. Kecamatan tersebut menampilkan cerita tentang Petruk Ratu.
Sedangkan Kecamatan Danurejan dengan tema Karno ditetapkan sebagai pemenang pertama, Kecamatan Kotagede yang membawakan tema wayang Sugriwa Subali menjadi pemanang kedua, dan pemenang ketiga ditempati Kecamatan Umbulharjo yang membawakan tema Sadewa Kembar Sewu Kluruk Kurusetra.
"Sudah ada pembicaraan dengan wakil dari Kementerian Pariwisata. Kami akan upayakan agar agenda kegiatan ini bisa masuk dalam agenda wisata nasional," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di sela Jenang Sumsuman untuk mengevaluasi rangkaian kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-261 Kota Yogyakarta di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar Wayang Jogja Night Carnival bisa masuk dalam agenda nasional, salah satunya adalah jumlah penyelenggaraan kegiatan.
"Minimal, Wayang Jogja Night Carnival sudah diselenggarakan selama lima tahun berturut-turut. Sampai saat ini, kegiatan ini sudah digelar untuk kedua kalinya secara berturut-turut," kata Haryadi.
Ia optimistis, Wayang Jogja Night Carnival mampu menembus agenda wisata nasional karena kegiatan karnaval tersebut memiliki keunikan dari tema yang diangkat, yaitu cerita di balik tokoh-tokoh pewayangan.
"Akan ada banyak kreasi yang bisa diangkat dari tema wayang ini. Saya pun yakin jika pada penyelenggaraan selanjutnya akan semakin baik. Tanggapan masyarakat selama dua kali penyelenggaraan pun selalu baik," katanya.
Ia pun mewacanakan perubahan lokasi penyelenggaraan kegiatan dari sebelumnya di seputaran Tugu Yogyakarta akan dialihkan ke kawasan Malioboro seperti penyelenggaraan Jogja Java Carnival beberapa tahun lalu.
Sementara itu, kontingen dari Kecamatan Wirobrajan ditetapkan sebagai penampil terbaik pertama. Kecamatan tersebut menampilkan cerita tentang Petruk Ratu.
Sedangkan Kecamatan Danurejan dengan tema Karno ditetapkan sebagai pemenang pertama, Kecamatan Kotagede yang membawakan tema wayang Sugriwa Subali menjadi pemanang kedua, dan pemenang ketiga ditempati Kecamatan Umbulharjo yang membawakan tema Sadewa Kembar Sewu Kluruk Kurusetra.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: