Bogor diimbau cek lereng sungai
10 Oktober 2017 19:23 WIB
Warga berkendara melintasi jalan alternatif yang tergenang luapan Sungai Cileungsi di Jalan Desa Gunung Sari, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (12/6/2017). Tingginya curah hujan menyebabkan Sungai Cileungsi meluap dan menggenangi jalan alternatif tersebut. (ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya)
Cibinong (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Bandung, Jawa Barat mengimbau Pemerintah Kabupaten dan Kota Bogor bersama warga sigap mengecek pergerakan air pada lereng sungai wilayah perbukitan untuk menghindari bencana alam.
"Air dari bukit (Kabupaten Bogor) akan mengarah cepat ke dataran wilayah Kota Bogor jika hujan deras sedangkan tanah banyak alih fungsi, harus cari solusi," kata Kepala Bidang Mitigasi Terhadap Tanah Badan Geologi Bandung Agus Budiarto, saat dihubungi Antara di Cibinong, Selasa.
Menurutnya, surat peringatan potensi bencana sebenarnya setiap bulan selalu disampaikan kepada daerah sebagai kewaspadaan.
Hanya saja sesuai pola ancaman bencana, kata Agus, tingginya kerawanan bencana ada pada bulan September hingga Maret setiap tahunnya. Kemudian penurunan tertinggi terjadi pada bulan Juni saat musim kemarau.
Sehingga, ia mengimbau masyarakat sekitar perbukitan di Bogor bersama pemerintahan setempat agar sering mengecek dan mengatur kecepatan air pada aliran sungai, khususnya pada lereng yang terjal.
Agus menjelaskan, ada dua macam ancaman bencana alam untuk wilayah Bogor. Yang pertama ancaman menengah yang menyebabkan kemungkinan terjadinya banjir bandang pada suatu wilayah akibat berada di sekitaran lembah sungai dan bantaran sungai.
Kemudian yang kedua ancaman tinggi yaitu risiko yang mungkin terjadi pada wilayah karena pernah mengalami gerakan tanah atau longsor, berada sekitaran lereng yang terjal dan area permukiman tepat di bawahnya.
Ia juga menambahkan, selain mewaspadai dampak pergerakan tanah dan banjir pemerintah daerah Bogor juga perlu menata ulang pengelolaan lahan agar wilayah serapan air kembali terjaga.
Diketahui, Pemerintah Kabupaten Bogor mendapat surat peringatan bencana oleh PVMBG pada Kamis, (5/10) yang berisi lampiran catatan 22 dari 40 kecamatan yang ada di wilayahnya berpotensi adanya pergerakan tanah atau longsor dan banjir kategori menengah dan tinggi.
Sejumlah kecamatan itu ialah Kecamatan Babakanmadang, Bojonggede, Caringin, Cariu, Ciampea, Ciawi, Cibinong, Cibungbulang, Cigombong, Cigudeg, Cijeruk, Cileungsi, Ciomas, Cisarua, Ciseeng, Citeureup, Dramaga, Gunungputri, Gunungsindur, Jasinga, Jonggol dan Kemang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor bersama Sabhara Polres Bogor secara terpisah kemudian mengadakan latihan bersama penanggulangan bersama untuk mengantisipasti hal tersebut, pada Senin, (9/10) di lingkungan kantor masing-masing.
Selain itu, BPBD juga telah mengirimkan surat peringatan dini potensi gerakan tanah kepada seluruh kepala kecamatan untuk mengantisipasi risiko bencana serentak pada hari diterimanya surat dari PVMBG pada Kamis (5/10).
Kepala BPBD Kabupaten Bogor Koesparmanto mengatakan pihaknya telah mengimbau masyarakat dan bersiaga bersama personil serta relawan daerah untuk kemungkinan tanda-tanda bencana.
Melalui relawan seluruh kecamatan BPBD telah berkoordinasi agar warga di sekitaran lereng segera diungsikan ketika hujan lebat terjadi.
Prediksi sementara, kata dia potensi tertinggi terjadi pada Bulan Oktober ini, sedangkan dua bulan sealnjutnya masih akan berkoordinasi dengan instansi terkait mengenai kondisi cuaca untuk memprediksi curah hujan di wilayahnya.
"Air dari bukit (Kabupaten Bogor) akan mengarah cepat ke dataran wilayah Kota Bogor jika hujan deras sedangkan tanah banyak alih fungsi, harus cari solusi," kata Kepala Bidang Mitigasi Terhadap Tanah Badan Geologi Bandung Agus Budiarto, saat dihubungi Antara di Cibinong, Selasa.
Menurutnya, surat peringatan potensi bencana sebenarnya setiap bulan selalu disampaikan kepada daerah sebagai kewaspadaan.
Hanya saja sesuai pola ancaman bencana, kata Agus, tingginya kerawanan bencana ada pada bulan September hingga Maret setiap tahunnya. Kemudian penurunan tertinggi terjadi pada bulan Juni saat musim kemarau.
Sehingga, ia mengimbau masyarakat sekitar perbukitan di Bogor bersama pemerintahan setempat agar sering mengecek dan mengatur kecepatan air pada aliran sungai, khususnya pada lereng yang terjal.
Agus menjelaskan, ada dua macam ancaman bencana alam untuk wilayah Bogor. Yang pertama ancaman menengah yang menyebabkan kemungkinan terjadinya banjir bandang pada suatu wilayah akibat berada di sekitaran lembah sungai dan bantaran sungai.
Kemudian yang kedua ancaman tinggi yaitu risiko yang mungkin terjadi pada wilayah karena pernah mengalami gerakan tanah atau longsor, berada sekitaran lereng yang terjal dan area permukiman tepat di bawahnya.
Ia juga menambahkan, selain mewaspadai dampak pergerakan tanah dan banjir pemerintah daerah Bogor juga perlu menata ulang pengelolaan lahan agar wilayah serapan air kembali terjaga.
Diketahui, Pemerintah Kabupaten Bogor mendapat surat peringatan bencana oleh PVMBG pada Kamis, (5/10) yang berisi lampiran catatan 22 dari 40 kecamatan yang ada di wilayahnya berpotensi adanya pergerakan tanah atau longsor dan banjir kategori menengah dan tinggi.
Sejumlah kecamatan itu ialah Kecamatan Babakanmadang, Bojonggede, Caringin, Cariu, Ciampea, Ciawi, Cibinong, Cibungbulang, Cigombong, Cigudeg, Cijeruk, Cileungsi, Ciomas, Cisarua, Ciseeng, Citeureup, Dramaga, Gunungputri, Gunungsindur, Jasinga, Jonggol dan Kemang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor bersama Sabhara Polres Bogor secara terpisah kemudian mengadakan latihan bersama penanggulangan bersama untuk mengantisipasti hal tersebut, pada Senin, (9/10) di lingkungan kantor masing-masing.
Selain itu, BPBD juga telah mengirimkan surat peringatan dini potensi gerakan tanah kepada seluruh kepala kecamatan untuk mengantisipasi risiko bencana serentak pada hari diterimanya surat dari PVMBG pada Kamis (5/10).
Kepala BPBD Kabupaten Bogor Koesparmanto mengatakan pihaknya telah mengimbau masyarakat dan bersiaga bersama personil serta relawan daerah untuk kemungkinan tanda-tanda bencana.
Melalui relawan seluruh kecamatan BPBD telah berkoordinasi agar warga di sekitaran lereng segera diungsikan ketika hujan lebat terjadi.
Prediksi sementara, kata dia potensi tertinggi terjadi pada Bulan Oktober ini, sedangkan dua bulan sealnjutnya masih akan berkoordinasi dengan instansi terkait mengenai kondisi cuaca untuk memprediksi curah hujan di wilayahnya.
Pewarta: Linna Susanti & Mayolus Fajar
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017
Tags: