PUPR bangun embung raksasa di Semanu Gunung Kidul
9 Oktober 2017 20:14 WIB
Dokumentasi Warga mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari dari penampungan Telaga Braholo yang mulai surut di Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (27/7/2017). Delapan desa di kawasan tersebut mulai mengalami krisis air bersih akibat sejumlah telaga tadah hujan yang biasa dimanfaatkan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mulai mengering. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Gunung Kidul (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan membangun embung raksasa di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk mengantisipasi kekeringan saat musim kemarau.
"Beberapa waktu lalu dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendatangi kawasan sumber air Bribin Semanu, lokasi yang akan dibangun embung," kata Ketua DPRD Gunung Kidul Suharno di Gunung Kidul, Senin.
Ia mengatakan pembangunan embung raksasa merupakan langkah efektif, karena selama ini keberadaan sumber air bawah tanah yang dimiliki belum berfungsi dengan maksimal. Diharapkan selain menampung dari sumber mata air, juga menampung dari air hujan.
"Nanti semoga segera teralisasi embung dibangun di atas bukit, dan air akan dipompa ditampung di embung dan distribusikan ke masyarakat," katanya.
Suharno berkeyakinan kalau embung terealisasi maka kebutuhan untuk pemenuhan air bersih akan lebih mudah. Tidak hanya itu, biaya yang dikeluarkan bisa ditekan, karena memanfaatkan tekanan gravitasi dari ketinggian bukit. Dengan embung dapat mengantisipasi krisis air di wilayah zona timur.
"Mesin pompa sangat terbatas sehingga penyaluran dapat mengalami kendala saat terjadi kerusakan," katanya.
Politisi PDI Perjuangan ini mengatakan krisis air bersih di Gunung Kidul diupayakan dalam penanganannya. Seperti di zona utara, pemanfataan Sungai Oya untuk air bersih.
"Di Gunung Kidul terdapat mata air harus dipetakan. Kalau semua sudah terdata dengan baik tinggal dieksekusi," katanya.
Ketua Komisi C DPRD Gunung Kidul Purwanto menambahkan potensi sumber air di Gunung Kidul cukup banyak. Namun demikian, berada di dalam tanah sehingga membutuhkan anggaran yang besar untuk mengangkat ke permukaan.
"Salah satunya, kawasan Bribin, Semanu. Memiliki potensi debit air 500 liter per detik namun belum bisa diangkat secara maksimal," katanya.
Dia mengatakan terkait lokasi pembangunan embung, salah satu titik yang tengah dipersiapkan adalah di kawasan Bribin Kecamatan Semanu. Pemerintah pusat sudah ACC dan tinggal menyiapkan lahan saja.
"Pusat sudah sanggup (membangun), hanya minta lokasi. Sehingga diharapkan pemerintah daerah segera melakukan koordinasi dengan pusat, dan nantinya segera dimanfaatkan masyarakat. Apalagi sekarang ini dibeberapa lokasi sudah terpasang," katanya.
"Beberapa waktu lalu dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendatangi kawasan sumber air Bribin Semanu, lokasi yang akan dibangun embung," kata Ketua DPRD Gunung Kidul Suharno di Gunung Kidul, Senin.
Ia mengatakan pembangunan embung raksasa merupakan langkah efektif, karena selama ini keberadaan sumber air bawah tanah yang dimiliki belum berfungsi dengan maksimal. Diharapkan selain menampung dari sumber mata air, juga menampung dari air hujan.
"Nanti semoga segera teralisasi embung dibangun di atas bukit, dan air akan dipompa ditampung di embung dan distribusikan ke masyarakat," katanya.
Suharno berkeyakinan kalau embung terealisasi maka kebutuhan untuk pemenuhan air bersih akan lebih mudah. Tidak hanya itu, biaya yang dikeluarkan bisa ditekan, karena memanfaatkan tekanan gravitasi dari ketinggian bukit. Dengan embung dapat mengantisipasi krisis air di wilayah zona timur.
"Mesin pompa sangat terbatas sehingga penyaluran dapat mengalami kendala saat terjadi kerusakan," katanya.
Politisi PDI Perjuangan ini mengatakan krisis air bersih di Gunung Kidul diupayakan dalam penanganannya. Seperti di zona utara, pemanfataan Sungai Oya untuk air bersih.
"Di Gunung Kidul terdapat mata air harus dipetakan. Kalau semua sudah terdata dengan baik tinggal dieksekusi," katanya.
Ketua Komisi C DPRD Gunung Kidul Purwanto menambahkan potensi sumber air di Gunung Kidul cukup banyak. Namun demikian, berada di dalam tanah sehingga membutuhkan anggaran yang besar untuk mengangkat ke permukaan.
"Salah satunya, kawasan Bribin, Semanu. Memiliki potensi debit air 500 liter per detik namun belum bisa diangkat secara maksimal," katanya.
Dia mengatakan terkait lokasi pembangunan embung, salah satu titik yang tengah dipersiapkan adalah di kawasan Bribin Kecamatan Semanu. Pemerintah pusat sudah ACC dan tinggal menyiapkan lahan saja.
"Pusat sudah sanggup (membangun), hanya minta lokasi. Sehingga diharapkan pemerintah daerah segera melakukan koordinasi dengan pusat, dan nantinya segera dimanfaatkan masyarakat. Apalagi sekarang ini dibeberapa lokasi sudah terpasang," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: