Cianjur (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, terus melakukan pendataan dan perkembangan dampak dari pergerakan tanah di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak.

Kepala BPBD Cianjur, Asep Suparman, di Cianjur, Rabu, mengatakan "update" data dari verifikasi awal untuk memastikan rumah yang rusak berat, sedang dan ringan, namun jumlah tersebut setiap harinya berubah karena pergerakan tanah terus meluas dan bertambah dalam.

"Dari yang rusak ringan menjadi rusak berat dan yang sebelumnya masuk data tidak mengalami kerusakan atau terancam menjadi rusak ringan dan sedang," katanya.

Pihaknya merinci sebelumnya, terdapat 800 rumah yang mengalami kerusakan sedang hingga parah, tiga sekolah, 14 mesjid, 18 musala, tiga saluran irigasi seluruhnya mengalami kerusakan. Jalan terputus hingga 17 kilometer dan empat jembatan mengalami nasib serupa.

"Dampaknya tersebar di 22 kampung di desa tersebut, sedangkan bencana longsor menyebabkan 52 hektar lahan pertanian rusak. Itu masih data awal kemungkinan terus bertambah," katanya.

Saat ini, pihaknya bersama relawan dan warga tengah mengupayakan normaliasi jalan yang mengalami retakan agar akses transportasi dapat kembali normal."Akses jalan yang rusak sudah bisa dilalui, sehingga logistikpun sudah didistribusikan ke sejumlah kampung," katanya.

Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, pergerakan tanah dan longsor yang cukup luas di Cianjur, akibat kondisi struktur tanah yang labil dan dipicu hujan deras.

Kondisi tanah yang retak-retak selama musim kemarau kemudian diguyur hujan dengan intensitas tinggi, menyebabkan air mengisi retakan tanah, sehingga menimbulkan longsor dan pergerakan tanah.

Saat ini ungkap dia, tim telah memberikan bantuan logistik berupa beras, mie instan, sarden, kecap, saus dan minyak goreng dan bantuan logistik senilai Rp 360 juta berupa sandang 175 paket, Kidsware 180 paket, selimut 200 lembar, tikar 200 lembar, matras 200 lembar, familykids 200 lembar dan mie instan 80 dus.

Tim Reaksi Cepat BNPB, tambah dia, melakukan pendampingan dalam penanganan darurat dengan mengimbau warga untuk menutup retakan tanah menggunakan tanah liat."Warga yang masih tinggal di rumahnya masing-masing juga diimbau untuk waspada dan segera mengungsi jika hujan turun deras," katanya.