Indonesia lanjutkan kerja sama teknologi dengan Korsel
4 Oktober 2017 13:05 WIB
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Harjanto. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia melanjutkan kerja sama dalam bidang pengembangan teknologi dengan industri elektronika Korea Selatan AITEC Co., Ltd, demikian disampaikan Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Harjanto.
“Kita dengan AITEC kan kerjasamanya sudah berlangsung dari 2006 dan akan berakhir 2018. Kami ingin memperpanjang kerja sama pengembangan teknologi ini, karena masih dibutuhkan,†ujar Harjanto kepada Antaranews di Jakarta, Rabu.
Harjanto menyampaikan hal tersebut usai melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan pada 25-29 September 2017.
Menurut Harjanto, perpanjangan kerja sama tersebut sesuai dengan pengembangan usaha rintisan atau start up di Indonesia yang memiliki kandungan teknologi tinggi.
Dengan inovasi dan teknologi tinggi, start up di Indonesia membutuhkan infrastrutur teknologi penunjang, yang kerap masih terbatas di Indonesia, sementara Korea telah memilikiya.
“Makkanya kami juga mencari peluang dalam rangka membangun networking teknologinya. Dengan mengintegrasikan networking infra struktur teknologi yang ada, kalau ada masalah industri teknologi tinggi, yang tidak bisa kita selesaikan di sini, maka bisa diselesaikan di Korea,†ujar Harjanto.
Selain itu, lanjut Harjanto, Indonesia juga membidik peluang kerja sama bidang energi terbarukan dan kendaraan listrik, di mana Korea Selatan menargetkan Pulau Jeju menjadi wilayah tanpa emisi pertama pada 2030 dengan menggunakan kendaraan listrik dalam transportasinya.
“Kita siapkan Memorandum of Understanding (MoU). Kami juga melihat industri moulds and die yang menjadi mother of industry. Kita perlu itu untuk menciptakan produk baru. Saya coba jajaki dan ada agreement,†ungkapnya.
“Kita dengan AITEC kan kerjasamanya sudah berlangsung dari 2006 dan akan berakhir 2018. Kami ingin memperpanjang kerja sama pengembangan teknologi ini, karena masih dibutuhkan,†ujar Harjanto kepada Antaranews di Jakarta, Rabu.
Harjanto menyampaikan hal tersebut usai melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan pada 25-29 September 2017.
Menurut Harjanto, perpanjangan kerja sama tersebut sesuai dengan pengembangan usaha rintisan atau start up di Indonesia yang memiliki kandungan teknologi tinggi.
Dengan inovasi dan teknologi tinggi, start up di Indonesia membutuhkan infrastrutur teknologi penunjang, yang kerap masih terbatas di Indonesia, sementara Korea telah memilikiya.
“Makkanya kami juga mencari peluang dalam rangka membangun networking teknologinya. Dengan mengintegrasikan networking infra struktur teknologi yang ada, kalau ada masalah industri teknologi tinggi, yang tidak bisa kita selesaikan di sini, maka bisa diselesaikan di Korea,†ujar Harjanto.
Selain itu, lanjut Harjanto, Indonesia juga membidik peluang kerja sama bidang energi terbarukan dan kendaraan listrik, di mana Korea Selatan menargetkan Pulau Jeju menjadi wilayah tanpa emisi pertama pada 2030 dengan menggunakan kendaraan listrik dalam transportasinya.
“Kita siapkan Memorandum of Understanding (MoU). Kami juga melihat industri moulds and die yang menjadi mother of industry. Kita perlu itu untuk menciptakan produk baru. Saya coba jajaki dan ada agreement,†ungkapnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: