"Kita harus menonjolkan potensi wisata yang dimiliki Indonesia dari sisi manusia dan kebudayaan, selai alam tentunya. Jadikan tagline penjualan pariwisata kita," kata pemerhati pariwisata, Paul Tallo, di Chiang Mai, Rabu.
Tallo mengatakan, Thailand bisa dikatakan sebagai "sarang wisatawan" karena besarnya peningkatan jumlah wisatawan baik yang ada di dalam negeri maupun yang ke luar negeri dari tahun ke tahun.
Karena itu, katanya, pihak terkait harus memiliki strategi khusus jika ingin meningkatkan kunjungan wisatawan dari Thailand ke Indonesia.
Misalnya dengan membuat paket-paket produk yang lebih unik dan spesifik yang hanya bisa ditemui di Indonesia seperti masyarakat di Indonesia seperti orang Jakarta, Jawa Barat, atau Tapanuli, serta unsur kebudayaannya.
"Produk tersebut bisa menjadi tagline penjualan," katanya.
Tallo yakin, produk seperti itu pasti digemari wisatawan asing karena unik, spesifik, dan tidak ada di negara lain.
Apalagi, katanya, produk seperti itu bakal menambah pengetahuan wisatawan berkaitan dengan kunjungan wisatanya itu, khususnya tentang orang dan kebudayaannya.
Thailand memiliki inbound atau masyakatnya yang ke luar negeri sebanyak 32,4 juta per tahun dengan presentasi ke ASEAN sebesar 31 persen. Sementara kunjungan wisman dari Thailand atau outbound pada 2015 sebanyak 9,65 juta orang.
Thailand kini menjadi pasar utama pariwisata Indonesia di Asia Tenggara.
Kementerian Pariwisata pada tahun ini menargetkan 118.000 wisatawan asal Thailand. Pada 2015, kunjungan wisatawan asal Thailand ke Indonesia sebanyak 93.590 orang.
Kunjungan itu masih jauh di bawah kunjungan wisatawan Thailand ke negara-negara lainnya di Asia Tenggara seperti Singapura yang tidak punya kekayaan alam, yaitu 1.571.982 orang dan Malaysia, 1.247.270 orang.