Semarang masuk nominasi kota bersih ASEAN
3 Oktober 2017 21:31 WIB
Dokumentasi sejumlah pelajar SLTA asal Provinsi Bengkulu yang menjadi peserta program Siswa Mengenal Nusantara 2017 berfoto di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Senin (24/7/2017). (ANTARA FOTO/R Rekotomo)
Semarang (ANTARA News) - Kota Semarang terpilih sebagai unggulan kota di Indonesia yang akan mewakili ajang ASEAN Clean Tourist City atau kota wisata bersih tingkat ASEAN.
"Ini kebanggan, sekaligus tugas berat bagi kami sebagai salah satu yang akan mewakili Indonesia dalam kompetisi ini," kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, di Semarang, Selasa.
Hal itu diungkapkan usai menerima kunjungan Tim Penilai Standar Kota Wisata Bersih ASEAN, di Gedung Pusat Informasi Publik (PIP) Semarang.
Prihadi mengatakan, Semarang memang tergolong "pemain baru" di bidang pariwisata, tetapi terus berupaua membenahi tujuan-tujuan wisata yang dimiliki.
"Utamanya, kebersihan dari sampah, penataan reklame, sanitasi atau persoalan air, dan penyediaan peta informasi wisata dan peta transportasi wisata," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Sebelum terpilih mewakili Indonesia, Semarang akan berkompetisi bersama enam kota besar lain, yakni Surabaya, Malang, Solo, Bandung, Buleleng, dan Banyuwangi, yang akan dipilih satu kota.
Semarang, kata dia, memiliki setidaknya tiga modal, yakni enam kali berturut-turut meraih penghargaan Adipura, menempati urusan lima Indeks Pariwisata Indonesia, dan Wiwerda Kota Sehat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Masdiana Safitri, menjelaskan, ASEAN Clean Tourist City Standart bertujuan memberikan panduan negara ASEAN untuk meningkatkan kualitas pariwisatanya.
Standar tersebut, kata dia, untuk memberikan tolok ukut bagi negara-negara ASEAN dalam memberikan kepuasan wisatawan, mendongkrak wisatawan, dan kondisi masyarakat lokal menyambut wisatawan.
"Semarang akan bersaing dengan enam kota lainnya, yakni Surabaya, Malang, Solo, Bandung, Buleleng, dan Banyuwangi. Rencananya, pemenangnya akan diumumkan pada Januari 2018," katanya.
Ada beragam indikator yang menjadi penilaian, meliputi pengelolaan lingkungan, kebersihan, penanganan limbah, pembangunan kesadaran perlindungan lingkungan dan kebersihan.
"Serta, terkait juga indikator ruang hijau, keselamatan, kesehatan, dan keamanan perkotaan. Ditambah lagi, indikator infrastruktur dan fasilitas pariwisata," pungkas Masdiana.
Sementara itu, Ketua tim penilai lapangan, Mira Gunawan, dari Kementerian Pariwisata menyampaikan masukan kepada wali kota menyangkut pembenahan-pembenahan sektor pariwisata.
"Reklame dan Hotel Dibya Puri masih perlu dibenahi, sanitasi di Kampung Pelangi perlu ditambah, demikian pula objek-objek wisata lain yang belum memiliki peta informasi," katanya.
Kota yang akan mendapatkan predikat Kota Wisata Bersih ASEAN, kata dia, harus meraih sekurang-kurangnya 60 persen dari total nilai, dengan mendapatkan sertifikat berlaku selama tiga tahun.
"Ini kebanggan, sekaligus tugas berat bagi kami sebagai salah satu yang akan mewakili Indonesia dalam kompetisi ini," kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, di Semarang, Selasa.
Hal itu diungkapkan usai menerima kunjungan Tim Penilai Standar Kota Wisata Bersih ASEAN, di Gedung Pusat Informasi Publik (PIP) Semarang.
Prihadi mengatakan, Semarang memang tergolong "pemain baru" di bidang pariwisata, tetapi terus berupaua membenahi tujuan-tujuan wisata yang dimiliki.
"Utamanya, kebersihan dari sampah, penataan reklame, sanitasi atau persoalan air, dan penyediaan peta informasi wisata dan peta transportasi wisata," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Sebelum terpilih mewakili Indonesia, Semarang akan berkompetisi bersama enam kota besar lain, yakni Surabaya, Malang, Solo, Bandung, Buleleng, dan Banyuwangi, yang akan dipilih satu kota.
Semarang, kata dia, memiliki setidaknya tiga modal, yakni enam kali berturut-turut meraih penghargaan Adipura, menempati urusan lima Indeks Pariwisata Indonesia, dan Wiwerda Kota Sehat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Masdiana Safitri, menjelaskan, ASEAN Clean Tourist City Standart bertujuan memberikan panduan negara ASEAN untuk meningkatkan kualitas pariwisatanya.
Standar tersebut, kata dia, untuk memberikan tolok ukut bagi negara-negara ASEAN dalam memberikan kepuasan wisatawan, mendongkrak wisatawan, dan kondisi masyarakat lokal menyambut wisatawan.
"Semarang akan bersaing dengan enam kota lainnya, yakni Surabaya, Malang, Solo, Bandung, Buleleng, dan Banyuwangi. Rencananya, pemenangnya akan diumumkan pada Januari 2018," katanya.
Ada beragam indikator yang menjadi penilaian, meliputi pengelolaan lingkungan, kebersihan, penanganan limbah, pembangunan kesadaran perlindungan lingkungan dan kebersihan.
"Serta, terkait juga indikator ruang hijau, keselamatan, kesehatan, dan keamanan perkotaan. Ditambah lagi, indikator infrastruktur dan fasilitas pariwisata," pungkas Masdiana.
Sementara itu, Ketua tim penilai lapangan, Mira Gunawan, dari Kementerian Pariwisata menyampaikan masukan kepada wali kota menyangkut pembenahan-pembenahan sektor pariwisata.
"Reklame dan Hotel Dibya Puri masih perlu dibenahi, sanitasi di Kampung Pelangi perlu ditambah, demikian pula objek-objek wisata lain yang belum memiliki peta informasi," katanya.
Kota yang akan mendapatkan predikat Kota Wisata Bersih ASEAN, kata dia, harus meraih sekurang-kurangnya 60 persen dari total nilai, dengan mendapatkan sertifikat berlaku selama tiga tahun.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: