Status Gunung Agung belum pengaruhi penerbangan
2 Oktober 2017 15:58 WIB
Warga melintas di jalan Desa Culik yang berjarak sekitar 10 km dari Gunung Agung, Karangasem, Bali, Jumat (29/9/2017). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat aktivitas Gunung Agung masih tetap tinggi sehingga petugas gabungan akan menyisir kawasan rawan bencana untuk mengevakuasi warga yang belum mengungsi. (ANTARA/Nyoman Budhiana) ()
Kuta, Bali (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan RI menyatakan hingga saat ini penerbangan dari dan menuju Bali belum terdampak status awas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem.
"Selama status awas sekitar seminggu ini tidak ada rasa khawatir terhadap penerbangan selama tidak ada debu vulkanik," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI Agus Santoso ketika menyambut penerbangan perdana rute Kolkata India-Bali oleh AirAsia Indonesia di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Senin.
Begitu juga ketika level potensi debu vulkanik Gunung Agung dinaikkan menjadi "orange" oleh Vulcano Observatory Notice to Aviation (VONA) juga belum memiliki pengaruh bagi penerbangan di Bali yang masih normal.
Meski demikian selama ini status awas tersebut, pihaknya telah melakukan publikasi kepada para pilot dan pelaku penerbangan untuk ikut melaporkan apabila melihat adanya debu vulkanik.
Apabila menemukan pergerakan debu vulkanik, maka pilot dapat memberikan laporan kepada petugas di darat agar dapat diantisipasi.
"Sampai saat ini tidak ada keluhan dan laporan pilot. Citra satelit juga belum ada laporan debu vulkanik," katanya.
Sebelumnya Kementerian Perhubungan telah mengambil langkah antisipasi meskin belum ada debu vulkanik yang dilontarkan gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu.
Antisipasi tersebut di antaranya menggandeng Direktorat Jenderal Perhubungan Darat untuk menyediakan sekirar 300 bus untuk mengangkut calon penumpang yang ingin memilih jalur darat apabila gunungapi itu erupsi.
Sepuluh bandara juga telah disiapkan untuk mengantisipasi pengalihan penerbangan yakni untuk radius terdekat dari Bali yakni Bandara Lombok, Bandara Blimbingsari Banyuwangi dan Bandara Juanda Surabaya.
Selain itu radius kedua yakni Bandara Adi Sumarmo Solo, Bandara Sultan Hasanuddin-Makassar, Bandara Pattimura Ambon, Bandara Sepinggan Balikpapan, Bandara El Tari Kupang, Sam Ratulangi Manado dan Soekarno-Hatta Jakarta.
(BACA: Gubernur Bali nyatakan darurat penanganan pengungsi Gunung Agung)
"Selama status awas sekitar seminggu ini tidak ada rasa khawatir terhadap penerbangan selama tidak ada debu vulkanik," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI Agus Santoso ketika menyambut penerbangan perdana rute Kolkata India-Bali oleh AirAsia Indonesia di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Senin.
Begitu juga ketika level potensi debu vulkanik Gunung Agung dinaikkan menjadi "orange" oleh Vulcano Observatory Notice to Aviation (VONA) juga belum memiliki pengaruh bagi penerbangan di Bali yang masih normal.
Meski demikian selama ini status awas tersebut, pihaknya telah melakukan publikasi kepada para pilot dan pelaku penerbangan untuk ikut melaporkan apabila melihat adanya debu vulkanik.
Apabila menemukan pergerakan debu vulkanik, maka pilot dapat memberikan laporan kepada petugas di darat agar dapat diantisipasi.
"Sampai saat ini tidak ada keluhan dan laporan pilot. Citra satelit juga belum ada laporan debu vulkanik," katanya.
Sebelumnya Kementerian Perhubungan telah mengambil langkah antisipasi meskin belum ada debu vulkanik yang dilontarkan gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu.
Antisipasi tersebut di antaranya menggandeng Direktorat Jenderal Perhubungan Darat untuk menyediakan sekirar 300 bus untuk mengangkut calon penumpang yang ingin memilih jalur darat apabila gunungapi itu erupsi.
Sepuluh bandara juga telah disiapkan untuk mengantisipasi pengalihan penerbangan yakni untuk radius terdekat dari Bali yakni Bandara Lombok, Bandara Blimbingsari Banyuwangi dan Bandara Juanda Surabaya.
Selain itu radius kedua yakni Bandara Adi Sumarmo Solo, Bandara Sultan Hasanuddin-Makassar, Bandara Pattimura Ambon, Bandara Sepinggan Balikpapan, Bandara El Tari Kupang, Sam Ratulangi Manado dan Soekarno-Hatta Jakarta.
(BACA: Gubernur Bali nyatakan darurat penanganan pengungsi Gunung Agung)
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: