Bandung (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengimbau masyarakat dan pengendara untuk mewaspadai berbagai ancaman bahaya bencana longsor di jalur selatan Garut pada musim hujan.

"Cisompet (jalur selatan Garut) itu labil kondisi tanahnya rawan pergerakan tanah," kata Kepala Pelaksana BPBD Garut, Dadi Djakaria kepada wartawan di Garut, Minggu.

Ia menuturkan, Kabupaten Garut merupakan peringkat rawan bencana kedua di Indonesia setelah Kabupaten Cianjur dengan berbagai jenis ancaman bencana alam.

"Iya untuk Garut, kabupaten rawan bencana nomor dua di Indonesia, setelah Cianjur," katanya.

Ia mengimbau, pengendara yang melewati jalur selatan agar berhati-hati saat melewati kawasan rawan pergerakan tanah maupun longsor.

"Para pengendara harus super hati-hati karena daerah Gasela (Garut selatan) rawan pergerakan tanah," katanya.

Ia menambahkan, masyarakat yang bermukim di kawasan rawan bencana, sebaiknya pindah untuk menghindari bahaya dampak dari bencana alam.

Selain itu, lanjut Dadi, warga juga harus menjaga lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan, kemudian tidak mengalih fungsi lahan yang dapat menimbulkan bencana.

"Warga harus memelihara dan bersahabat dengan alam, jangan ada alih fungsi lahan," katanya.

Jalur selatan yang rawan dilanda bencana alam seperti longsor yakni Jalan Raya Pameungpeuk-Garut, kemudian Bungbulang, Cisewu dan Talegong.

Bencana longsor seringkali menutup badan jalan sehingga mengganggu arus lalu lintas yang menghubungkan Garut Kota dengan wilayah selatan Garut.