Istanbul (ANTARA News) - Turki mengumumkan bahwa pihaknya telah menghentikan pelatihan pasukan Peshmerga di Irak utara sebagai tanggapan atas pemungutan suara kemerdekaan Kurdi di daerah itu.

Kelompok Peshmerga Kurdi berada di garis depan dalam serangan melawan kelompok ISIS dan telah dilatih oleh militer Turki sejak akhir 2014.

Irak utara merupakan penghubung utama terhadap dunia luar. Turki memandang pemungutan suara pada Senin (25/9), yang hasil akhirnya pada Rabu (27/9), menunjukkan bahwa suara kebanyakan mendukung kemerdekaan Kurdi dari Irak, merupakan sebuan ancaman jelas terhadap keamanan.

Khawatir referendum tersebut akan membangkitkan semangat pemberontakan di kalangan masyarakat Kurdi di Turki, pihak Ankara telah mengancam mengambil tindakan militer dan pembatasan ekonomi untuk menanggapi penyelenggaraan itu.

Juru bicara Pemerintah Turki Bekir Bozdag mengulangi pada Kamis (28/9) bahwa tindakan tersebut akan dikoordinasikan dengan Pemerintah Irak, demikian laporan kantor berita Reuters.

Bozdag, yang juga menjabat wakil perdana menteri, mengatakan kepada penyiar TGRT bahwa lebih banyak langkah akan mengikuti keputusan terhadap Peshmerga, kemudian Perdana Menteri Turki dan Irak akan segera melakukan pertemuan.

Turki, yang merupakan rumah bagi masyarakat suku Kurdi terbesar di kawasan itu, sedang berjuang melawan pemberontakan Kurdi selama tiga dasawarsa di wilayah tenggara, yang berbatasan dengan Irak utara.

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa tak terelakkan bahwa referendum di Irak utara, yang dilakukan meskipun ada peringatan dari Turki, akan berakhir dengan kekecewaan.

"Dengan inisiatif kemerdekaannya, pemerintah daerah Irak utara telah melemparkan dirinya ke dalam masalah," katanya, dalam sebuah pidato kepada para petugas polisi di istananya, di Ankara.

Awal pekan ini, Erdogan mengatakan bahwa warga Kurdi Irak akan menderita kelaparan jika negaranya menghentikan arus lalu lintas truk dan minyak yang melintasi perbatasan, dekat tempat tentara Turki dan Irak melakukan latihan militer pada pekan ini.

Ratusan ribu barel minyak per harinya mengalir melalui pipa yang berada di antara Turki dan Irak utara, menghubungkan wilayah tersebut dengan pasar minyak dunia.