Washington (ANTARA News) - Data genetik dari sisa kerangka tujuh orang yang hidup berabad-abad lalu di Provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan, menawarkan bukti menarik baru bahwa spesies kita, Homo sapiens, lebih tua dari perkiraan.

Para ilmuwan mengatakan pada Kamis bahwa mereka melakukan perunutan genom dari tujuh individu, termasuk satu anak lelaki, yang hidup sebagai pemburu-pengumpul di Ballito Bay sekitar 2.000 tahun lalu.

Mereka melakukannya untuk bisa memperkirakan bahwa perpisahan evolusioner antara Homo sapiens dan leluhur kelompok-kelompok manusia terjadi 260.000 sampai 350.000 tahun lalu.

Sampai baru-baru ini, yang diyakini pada umumnya adalah bahwa Homo sapiens muncul tak lama sebelum 200.000 tahun lalu. Studi yang baru dan temuan fosil dari Maroko yang diumumkan Juni mengindikasikan asal yang lebih tua.

Homo sapiens muncul di lansekap Afrika menyusul jutaan tahun evolusi manusia, termasuk perpisahan 600.000 sampai 700.000 tahun lalu dari garis keturunan yang memimpin Neanderthal yang sudah punah. Periode dari perpisahan itu sampai kemunculan spesies kita itu kritis.

"Dalam periode waktu ini, kemungkinan terjadi beberapa perubahan genetik yang menjadikan manusia seperti kita sekarang, dan berbeda dari, misalnya Neanderthal," kata ahli genetika populasi Mattias Jakobsson dari Uppsala University di Swedia, salah satu pemimpin riset yang hasilnya terbit di jurnal Science.

"Rekonstruksi kedalaman sejarah manusia di Afrika menjadi semakin meningkat ketika penentuan umur fosil, seperti yang dari Maroko, data-data arkeologis Zaman Batu dan DNA manusia ada bersamaan untuk menyorot periode menarik dalam masa lalu evolusioner kita," kata salah satu pemimpin studi Marlize Lombard, profesol arkeologi Zaman batu dari University of Johannesburg.

Temuan Maroko yang dilaporkan Juni oleh para peneliti yang lain mencakup tengkorak, tulang-tulang tungkai dan gigi fosil berusia sekitar 300.000 tahun yang mereka simpulkan berasal dari Homo sapiens.

"Umur fosil-fosil yang 300.000 tahun juga masuk dalam estimasi baru kami untuk kemunculan Homo sapiens. Mereka menunjukkan kombinasi fitur modern dan kuno, yang bisa mengindikasikan fase transisi dalam evolusi kita," kata Lombard mengenai fosil di Maroko.

Para ilmuwan juga menyimpulkan bahwa sebagian tengkorak berusia 260.000 tahun dari Florisbad, Afrika Selatan, juga mewakili Homo sapiens menurut siaran kantor berita Reuters.

Ada kesepakatan luas di antara para ilmuwan bahwa Homo sapiens berasal dari Afrika. Namun temuan-temuan terkini menunjukkan spesies kita tidak hanya muncul di satu lokasi seperti Afrika timur, namun di sejumlah tempat. Riset-riset genetik baru tampak mendukung adanya asal lebih kompleks yang disebut pan-Afrika.