Indonesia tak mau remehkan lawan Asian Games 2018
26 September 2017 17:29 WIB
Dokumentasi pemain sepak takraw putra Indonesia, Saiful Rijal (kiri), menendang bola dihalangi pemain sepak takraw putra Thailand, Pornchai Kaokaew, dalam SEA Games XXIX Kuala Lumpur di Stadion Indoor Titiwangsa, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (18/8/2017). Indonesia kalah 0-3 dari Thailand. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - Tim sepak takraw Indonesia tidak mau meremehkan lawan-lawan di Asian Games 2018 kendati menjadi tuan rumah dan merupakan salah satu negara yang memiliki kultur kuat di cabang olahraga ini.
"Semua negara partisipan siap dan tetap harus diwaspadai, memang olahraga ini kulturnya kuat di Asia Tenggara dan salah satunya Indonesia, tapi belakangan muncul juga negara lain, yaitu Korea Selatan. Kami akan waspadai semua lawan dan tidak meremehkannya," kata pelatih sepak takraw Indoensia, Asri Syam, dalam pesan singkat, Jakarta, Selasa.
Persatuan Sepak Takraw Indonesia yang memasang target dua medali emas di Asian Games 2018 di Indonesia, Asri menilai masih realistis pasalnya dalam gelaran SEA Games 2017 di Malaysia, meski tidak mendapat emas, tapi prestasi Indonesia dinilai meningkat.
"Secara permainan, kita bisa mengimbangi permainan Thailand, favorit juara, selain itu prestasi kita juga meningkat di SEA Games yang bisa disebut arena pertarungan negara-negara kuat sepak takraw, di mana kita berhasil menggondol dua perak dan tiga perunggu dibanding dua perunggu di Singapura 2015," ujar dia.
Sebagai salah satu cara untuk memuluskan langkah sepak takraw Indonesia mendulang emas di Asian Games 2018, dia memiliki rencana untuk melakukan uji coba dan berlatih di luar negeri. Dan Thailand dipilih sebagai negara tujuannya.
Pemilihan Thailand sebagai lokasi uji coba dan berlatih sendiri, lanjut dia, adalah karena negeri Gajah Putih merupakan salah satu negara sepak takraw terbaik di Asia.
Akan tetapi hal itu masih rencana, pasalnya hingga saat ini, pelatnas sepak takraw untuk persiapan Asian Games 2018 belum terbentuk pascadibubarkan setelah gelaran SEA Games 2017.
Walaupun masih dalam tahapan rencana, dia sudah bergerak cepat dengan melakukan pendekatan personal pada pelaku sepak takraw di Thailand, termasuk sesama pelatih serta mantan atlet di sana.
"Kenapa Thailand? karena mereka punya stok pemain takraw yang banyak yang lahir dari kompetisi liga dan klub yang menjamur di sana. Dan mereka sudah setuju dan siap memberikan tempat," dia bilang.
Keinginan dan harapan dia memberangkatkan anak-anak didiknya ke Thailand sepertinya mendapatkan angin segar karena Kemenpora berencana memberangkatkan sejumlah atlet dari beberapa cabang olahraga ke luar negeri.
Bukan hanya uji coba, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, sempat mengatakan, para atlet akan masuk camp pelatihan selama enam bulan di negara tujuan untuk menggodok kemampuan mereka.
"Jika memang ada rencana seperti itu, jelas akan sangat membantu perkembangan kami jelang Asian Games 2018. Selain memberikan pengalaman baru, jam terbang anak-anak juga akan bertambah," ujarnya.
"Semua negara partisipan siap dan tetap harus diwaspadai, memang olahraga ini kulturnya kuat di Asia Tenggara dan salah satunya Indonesia, tapi belakangan muncul juga negara lain, yaitu Korea Selatan. Kami akan waspadai semua lawan dan tidak meremehkannya," kata pelatih sepak takraw Indoensia, Asri Syam, dalam pesan singkat, Jakarta, Selasa.
Persatuan Sepak Takraw Indonesia yang memasang target dua medali emas di Asian Games 2018 di Indonesia, Asri menilai masih realistis pasalnya dalam gelaran SEA Games 2017 di Malaysia, meski tidak mendapat emas, tapi prestasi Indonesia dinilai meningkat.
"Secara permainan, kita bisa mengimbangi permainan Thailand, favorit juara, selain itu prestasi kita juga meningkat di SEA Games yang bisa disebut arena pertarungan negara-negara kuat sepak takraw, di mana kita berhasil menggondol dua perak dan tiga perunggu dibanding dua perunggu di Singapura 2015," ujar dia.
Sebagai salah satu cara untuk memuluskan langkah sepak takraw Indonesia mendulang emas di Asian Games 2018, dia memiliki rencana untuk melakukan uji coba dan berlatih di luar negeri. Dan Thailand dipilih sebagai negara tujuannya.
Pemilihan Thailand sebagai lokasi uji coba dan berlatih sendiri, lanjut dia, adalah karena negeri Gajah Putih merupakan salah satu negara sepak takraw terbaik di Asia.
Akan tetapi hal itu masih rencana, pasalnya hingga saat ini, pelatnas sepak takraw untuk persiapan Asian Games 2018 belum terbentuk pascadibubarkan setelah gelaran SEA Games 2017.
Walaupun masih dalam tahapan rencana, dia sudah bergerak cepat dengan melakukan pendekatan personal pada pelaku sepak takraw di Thailand, termasuk sesama pelatih serta mantan atlet di sana.
"Kenapa Thailand? karena mereka punya stok pemain takraw yang banyak yang lahir dari kompetisi liga dan klub yang menjamur di sana. Dan mereka sudah setuju dan siap memberikan tempat," dia bilang.
Keinginan dan harapan dia memberangkatkan anak-anak didiknya ke Thailand sepertinya mendapatkan angin segar karena Kemenpora berencana memberangkatkan sejumlah atlet dari beberapa cabang olahraga ke luar negeri.
Bukan hanya uji coba, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, sempat mengatakan, para atlet akan masuk camp pelatihan selama enam bulan di negara tujuan untuk menggodok kemampuan mereka.
"Jika memang ada rencana seperti itu, jelas akan sangat membantu perkembangan kami jelang Asian Games 2018. Selain memberikan pengalaman baru, jam terbang anak-anak juga akan bertambah," ujarnya.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: