Yogyakarta (ANTARA News) - Pedagang kaki lima dan komunitas lain yang beraktivitas di sepanjang Jalan Malioboro didukung Pemerintah Kota Yogyakarta, Selasa, menggelar kerja bakti membersihkan kawasan itu dalam gerakan "Reresik Malioboro".

"Kegiatan ini sudah menjadi keputusan bersama sehingga kami pun harus ikut mendukung. Libur satu hari tidak masalah. Kesempatan ini juga bisa dimanfaatkan untuk beristirahat," kata salah seorang pedagang kaki lima (PKL) Malioboro Mujono di sela Reresik Malioboro.

Kegiatan "Reresik Malioboro" rencananya akan digelar secara rutin tiap Selasa Wage atau tiap 35 hari sekali. Pada hari tersebut tidak diperbolehkan ada aktivitas pedagang kaki lima, seniman jalanan, andong, becak dan pedagang asongan di sepanjang Jalan Malioboro.

Alih-alih berjualan, seluruh pedagang dan komunitas di Jalan Malioboro justru diminta untuk membersihkan Malioboro. Seluruh pedagang diminta menutup lapak mereka mulai pukul 00.00 WIB hingga 24.00 WIB tiap Selasa Wage.

Mujono bersama pedagang lain yang biasanya beraktivitas di sisi barat Jalan Malioboro enggan menghitung pendapatan yang harus hilang saat mereka harus libur tiap Selasa Wage.

"Memang ada pendapatan yang hilang. Tetapi tunjuan dari kegiatan ini adalah untuk membersihkan Malioboro. Harapannya, tidak hanya diikuti PKL, tetapi juga toko-toko yang ada di sepanjang Malioboro," katanya.

Hal senada disampaikan pedagang suvenir Mudilah yang sudah berjualan di Malioboro sejak 1974.

"Karena libur, maka tidak ada pendapatan yang masuk. Mau bagaimana lagi karena ini sudah menjadi kesepakatan bersama. Ya, libur saja," katanya yang menyebut pendapatan dari berjualan suvenir pada awal pekan biasanya lebih kecil dibanding akhir pekan.

Mudilah mengatakan, seluruh gerobak yang digunakan pedagang kaki lima sudah disimpan di gudang yang berada tidak jauh dari lokasi berjualan.

Kegiatan membersihkan Malioboro dilakukan dengan menyemprot lokasi pedagang kuliner berjualan dengan air bersih untuk menyingkirkan kotoran atau noda minyak di lantai, menyapu sampah dan membersihkan selokan dari limbah.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, komunitas pedagang kaki loma di Malioboro sudah sepakat jika setiap Selasa Wage tidak beraktivitas di Malioboro terhitung dari ujung utara hingga Titik Nol Kilometer.

"Pedagang libur satu hari. Saya yakin, pedagang tidak akan rugi karena libur sehari. Kegiatan ini juga menjadi bentuk penghargaan kita terbadap Malioboro sebagai tempat mencari nafkah," katanya.