Semarang (ANTARA News) - Para pengembang perumahan, khususnya di Jawa Tengah mengakui lemahnya daya beli masyarakat terhadap properti, khususnya untuk segmen menengah ke atas.
"Bisa dilihat dari hasil penjualan properti pada Property Semarang Expo yang anjlok," kata Marketing Manager Graha Candi Golf Semarang Wibowo Tedjosukmono di Semarang, Senin.
Wibowo yang juga panitia Property Semarang Expo itu menyebutkan hasil gelaran pameran properti di Mal Paragon itu hanya membukukan penjualan 29 unit properti dari target yang diharapkan 70 unit rumah.
Diakuinya, pameran ketujuh ini memang menyasar kalangan masyarakat menengah ke atas dengan menghadirkan properti perumahan dengan rentang harga mulai Rp500 juta hingga Rp1 miliar.
"Dibanding gelaran kami yang keenam dan kelima memang turun. Pada pameran kami di Java Mal bisa terjual 64 unit rumah, kemudian berikutnya di Mal Citraland terjual 56 unit rumah," katanya.
Berbeda dengan gelaran pameran kali ini, kata dia, dua gelaran Property Semarang Expo sebelumnya tidak hanya menyasar kalangan menengah atas, melainkan kombinasi menengah bawah dan atas.
Artinya, kata dia, daya beli masyarakat menengah ke atas memang sedang tidak stabil, sementara untuk kalangan menengah ke bawah dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tidak terpengaruh.
Meski demikian, Wibowo mengaku belum bisa memastikan penyebab rendahnya daya beli masyarakat menengah ke atas terhadap properti, sebab semua indikator pendukung juga tidak mengalami perubahan.
"Kalau tahun lalu lebih tinggi, tahun ini yang agak turun. Khusus (pameran) yang ketujuh tahun ini yang paling rendah. Padahal, tidak ada even yang memengaruhi, kebijakan pemerintah juga tidak masalah," katanya.
Bahkan, kata dia, suku bunga sekarang ini cenderung turun dan stabil di angka 6,75 persen, sementara biasanya suku bunga berada di kisaran 8,5 persen dengan "fixed rate" atau rentang suku bunga tetap hingga tiga tahun.
Gelaran Property Semarang Expo berlangsung pada 13-24 September 2017 diikuti sebanyak 12 pengembang perumahan, seperti Citra Sun Garden, Graha Padma, Kini Jaya Indah, serta pengembang apartemen, yakni Candiland Apartment.
"Semuanya merata rendah penjualannya. Bahkan, ada yang tidak terjual. Dari 29 unit yang terjual, sekitar 11-12 persennya apartemen. Ya, ini jadi evaluasi kami untuk gelaran selanjutnya," pungkasnya.
Pengembang perumahan Jateng akui daya beli masyarakat lemah
26 September 2017 05:44 WIB
Ilustrasi--pembangunan perumahan. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: