Salatiga, Jawa Tengah (ANTARA News) - Di sela pembagian Kartu Indonesia Pintar dan Program Keluarga Harapan di halaman SMAN 3 Salatiga, Senin, Presiden Joko Widodo berdialog dengan dua perempuan lanjut usia.

"Siapa yang umurnya 60 tahun ke atas," kata Presiden kepada para penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Program Keluarga Harapan (PKH) yang memenuhi lapangan SMAN 3 Salatiga.

Siti Fatimah dan Mariam, yang mengaku berumur 63 tahun, maju ke panggung. Presiden tidak menyampaikan pertanyaan kuis seperti biasa kepada mereka, hanya bertanya tentang apa yang mereka lakukan dengan bantuan dana yang mereka dapat dari PKH.

"Ndamel tumbas ndeling, ndamel kandang (buat beli bambu buat kandang)," jawab Fatimah menggunakan Bahasa Jawa.

"Dibuat apa lagi?" tanya Presiden.

"Ndamel tumbas uyah, moto (buat beli garam, ajinomoto/penyedap rasa)," katanya, disambut ketawa para hadirin.

"Masa Rp500 ribu hanya buat beli moto dan uyah," kata Presiden, yang berasal dari Solo dan bisa berbahasa Jawa.

"Uwos, nggih nopo-nopo...rasukan (beras, ya macam-macam kebutuhan... pakaian," jawab Fatimah.

Presiden kembali bertanya untuk apalagi, namun sang nenek terlihat bingung menjawab sehingga Presiden beralih bertanya kepada Mariam.

Mariam mengatakan dia menggunakan dana bantuan PKH untuk membantu membeli kebutuhan sekolah cucu seperti sepatu dan seragam, serta kebutuhan sehari-hari lain.

"Ndamel tumbas (buat beli) telor, Supermi," jawabnya.

Dan ketika Presiden memintanya menggunakan bantuan dana untuk menambah gizi, Mariam menjawab: "Lha putu kulo mboten purun daging (cucu saya enggak mau daging)." Para hadirin tertawa mendengar jawabannya.

Setelah itu Presiden menyuruh kedua nenek ini kembali ke tempat duduk mereka. Namun setelah duduk sebentar keduanya kembali ke panggung untuk meminta hadiah sepeda dari Presiden.

Presiden Jokowi sempat menggoda dengan menanyakan apakah mereka masih bisa naik sepeda.

Menanggapi pertanyaan Presiden, Mariam mengatakan akan memberikan sepeda itu kepada cucunya.

Sebelumnya Presiden juga memberikan sepeda kepada murid SD bernama Haidar yang berhasil menghafalkan Pancasila dan sempat mali mengambil hadiah sepedanya.