Jakarta (ANTARA News) - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20 dan 22 September 2017 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen, setelah pada bulan lalu juga menurunkan suku bunga acuan 25 bps.

Penurunan suku bunga acuan tersebut diikuti dengan penurunan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen dan Lending Facility turun 25 bps menjadi 5 persen berlaku efektif sejak 25 September 2017.

"Penurunan suku bunga acuan ini masih konsisten dengan realisasi dan perkiraan inflasi 2017 yang rendah serta prakiraan inflasi 2018 dan 2019 yang akan berada di bawah titik tengah kisaran sasaran yang ditetapkan dan defisit transaksi berjalan yang terkendali dalam batas yang aman," kata Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo saat jumpa pers di Jakarta ,Jumat malam.

Dody menuturkan, risiko eksternal terutama yang terkait dengan rencana kebijakan Fed Funds Rate (FFR) dan normalisasi neraca bank sentral AS juga telah diperhitungkan.

"Penurunan suku bunga kebijakan ini diharapkan dapat mendukung perbaikan intermediasi perbankan dan pemulihan ekonomi domestik yang sedang berlangsung," ujar Dody.

Bank Indonesia memandang bahwa tingkat suku bunga acuan saat ini cukup memadai sesuai dengan prakiraan inflasi dan makroekonomi ke depan.

Bank Indonesia juga menyatakan akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memperkuat bauran kebijakan dalam rangka menjaga stabilitas makro ekonomi dan memperkuat momentum pemulihan ekonomi.