Nepal akan ukur ulang, buktikan Gunung Everest kehilangan ketinggian
22 September 2017 20:10 WIB
Kamp Dasar Selatan Gunung Everest di Nepal terlihat sehari setelah longsor salju yang dipicu oleh gempa kuat menewaskan setidaknya 17 orang, dalam foto yang diambil oleh 6summitschallenge.com, Minggu (26/4) dan dirilis Senin (27/4). Tim penyelamat, yang didukung oleh cuaca cerah, menggunakan helikopter untuk mengangkat para pendaki yang terdampar di ketinggian. (REUTERS/6summitschallenge.com )
Katmandu (ANTARA News) - Nepal akan kembali mengukur Gunung Everest untuk menyudahi silang pendapat tentang puncak tertinggi di dunia itu, terutama setelah perkiraan mengatakan gunung tersebut menjadi sedikit lebih pendek akibat gempa dua tahun lalu, kata pejabat pada Jumat.
Nepal, negara tempat Gunung Everest terletak, tidak pernah mengukur puncaknya dan menggunakan pengukuran survai India pada 1954 dengan menetapkan ketinggian salju, yakni 8.848 meter.
Banyak pendaki Barat menggunakan pengukuran National Geographic Society pada 1989 dan Museum of Science di Boston, yakni 8.850 meter dalam survai menggunakan teknologi berbasis satelit untuk mengukur puncaknya.
Everest berada di perbatasan Nepal dengan China dan pada 2005, pendaki gunung dan peneliti asal China mencapai ketinggian 8.844,43 meter.
Ganesh Prasad Bhatta, direktur jenderal Departemen Survai pemerintah Nepal mengatakan akan membuat ekspedisi pada tahun depan untuk menyelesaikan silang pendapat tersebut.
"Kami sekarang mengembangkan metodologi untuk pengukuran yang akan didiskusikan dengan pakar internasional, dan saran mereka akan digabungkan untuk memastikan bahwa pekerjaan kita memenuhi standar global dan diterima secara internasional," kata Bhatta.
Ia mengatakan Nepal tidak memiliki alat ilmiah seperti Sistem Pemosisian Global dan peralatan leveling (terbang secara horisontal) untuk pendakian serta gravimeter, namun akan mempekerjakan seperti apa yang dibutuhkan dari para ahli dan lembaga seperti Asosiasi Internasional Geodesi.
"Jika kondisi cuaca di gunung bagus, kita akan memulai pekerjaan saat musim pendakian pada musim panas tahun depan atau pada musim gugur 2018," ujar Anil Marasini, pejabat lain di Departemen Survai.
Pejabat mengatakan mereka akan berusaha untuk menentukan apakah gempa berskala 7.8 pada April 2015 telah mengubah ketinggian gunung.
Gempa terjadi pada puncak musim pendakian dan longsoran besarnya menewaskan 18 orang di perkemahan. Selama musim pendakian pada musim panas tahun ini, beberapa pendaki mengatakan Tapak Hillary, yang menyerupai bentukan batu tegak lurus di bawah puncak gunung itu, runtuh, meskipun pemerintah Nepal membantah pernyataan tersebut.
(Uu.KR-DVI)
Nepal, negara tempat Gunung Everest terletak, tidak pernah mengukur puncaknya dan menggunakan pengukuran survai India pada 1954 dengan menetapkan ketinggian salju, yakni 8.848 meter.
Banyak pendaki Barat menggunakan pengukuran National Geographic Society pada 1989 dan Museum of Science di Boston, yakni 8.850 meter dalam survai menggunakan teknologi berbasis satelit untuk mengukur puncaknya.
Everest berada di perbatasan Nepal dengan China dan pada 2005, pendaki gunung dan peneliti asal China mencapai ketinggian 8.844,43 meter.
Ganesh Prasad Bhatta, direktur jenderal Departemen Survai pemerintah Nepal mengatakan akan membuat ekspedisi pada tahun depan untuk menyelesaikan silang pendapat tersebut.
"Kami sekarang mengembangkan metodologi untuk pengukuran yang akan didiskusikan dengan pakar internasional, dan saran mereka akan digabungkan untuk memastikan bahwa pekerjaan kita memenuhi standar global dan diterima secara internasional," kata Bhatta.
Ia mengatakan Nepal tidak memiliki alat ilmiah seperti Sistem Pemosisian Global dan peralatan leveling (terbang secara horisontal) untuk pendakian serta gravimeter, namun akan mempekerjakan seperti apa yang dibutuhkan dari para ahli dan lembaga seperti Asosiasi Internasional Geodesi.
"Jika kondisi cuaca di gunung bagus, kita akan memulai pekerjaan saat musim pendakian pada musim panas tahun depan atau pada musim gugur 2018," ujar Anil Marasini, pejabat lain di Departemen Survai.
Pejabat mengatakan mereka akan berusaha untuk menentukan apakah gempa berskala 7.8 pada April 2015 telah mengubah ketinggian gunung.
Gempa terjadi pada puncak musim pendakian dan longsoran besarnya menewaskan 18 orang di perkemahan. Selama musim pendakian pada musim panas tahun ini, beberapa pendaki mengatakan Tapak Hillary, yang menyerupai bentukan batu tegak lurus di bawah puncak gunung itu, runtuh, meskipun pemerintah Nepal membantah pernyataan tersebut.
(Uu.KR-DVI)
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017
Tags: