Wapres di PBB: perdamaian harus diusahakan terus menerus
22 September 2017 11:14 WIB
Wapres Jusuf Kalla mewakili Indonesia menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di New York, Amerika Serikat, Kamis (21/9/2017). Beberapa isu yang menjadi perhatian Indonesia pada Sidang Majelis Umum PBB tahun ini antara lain mengenai perdamaian dan keamanan internasional, pembangunan berkelanjutan, kemajuan HAM dan reformasi PBB. (ANTARA/Aditya Wicaksono)
New York (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla menegaskan bahwa perdamaian tidak pernah diberikan tetapi harus diupayakan terus menerus dan dipelihara melalui dialog, inklusivitas, penyelesaian sengketa secara damai.
Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden M Jusuf Kalla saat berpidato pada Sidang Majelis Umum ke-72 Perserikatan Bangsa-Bangsa di markas besar PBB New York, Amerika Serikat, Kamis.
Lebih lanjut Wapres mengatakan semua negara harus bersama-sama menjaga stabilitas dan perdamaian dunia. Karena itu, penting juga mengembangkan PBB sebagai institusi global yang kuat yang menekankan pada pemeliharaan perdamaian, keamanan dan stabilitas.
Indonesia, tambah Wapres, menyatakan dukungan Indonesia untuk reformasi PBB.
Dalam kesempatan itu Wapres mengatakan perlunya sinergi antara mempertahankan perdamaian dan agenda mencapai pembangunan berkelanjutan.
Wapres mencatat Sasaran Pembangunan Berkelanjutan dan Kesepakatan Paris sebagai komitmen global yang disepakati yang harus diterjemahkan ke dalam tindakan nyata.
Kebutuhan mendesak untuk rencana aksi global dan kemitraan untuk memerangi terorisme, radikalisme dan ekstremisme kekerasan adalah poin utama lainnya.
Menurut Wapres, akar masalah persoalan harus ditangani, antara lain persoalan kemiskinan ekstrim, buta huruf dan pengangguran kaum muda besar-besaran.
Hal tersebut, tambahnya, harus diselesaikan melalui kombinasi kekuatan "keras" dan "lunak", memperkuat peraturan hukum dan mendorong keterlibatan masyarakat.
Wapres juga menjelaskan bagaimana Indonesia melakukan de-radikalisasi terhadap lebih dari enam ribu teroris yang berada di 72 penjara.
Di akhir pidatonya wapres juga menyitir slogan "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh".
Wapres juga meminta dukungan agar Indonesia bisa terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden M Jusuf Kalla saat berpidato pada Sidang Majelis Umum ke-72 Perserikatan Bangsa-Bangsa di markas besar PBB New York, Amerika Serikat, Kamis.
Lebih lanjut Wapres mengatakan semua negara harus bersama-sama menjaga stabilitas dan perdamaian dunia. Karena itu, penting juga mengembangkan PBB sebagai institusi global yang kuat yang menekankan pada pemeliharaan perdamaian, keamanan dan stabilitas.
Indonesia, tambah Wapres, menyatakan dukungan Indonesia untuk reformasi PBB.
Dalam kesempatan itu Wapres mengatakan perlunya sinergi antara mempertahankan perdamaian dan agenda mencapai pembangunan berkelanjutan.
Wapres mencatat Sasaran Pembangunan Berkelanjutan dan Kesepakatan Paris sebagai komitmen global yang disepakati yang harus diterjemahkan ke dalam tindakan nyata.
Kebutuhan mendesak untuk rencana aksi global dan kemitraan untuk memerangi terorisme, radikalisme dan ekstremisme kekerasan adalah poin utama lainnya.
Menurut Wapres, akar masalah persoalan harus ditangani, antara lain persoalan kemiskinan ekstrim, buta huruf dan pengangguran kaum muda besar-besaran.
Hal tersebut, tambahnya, harus diselesaikan melalui kombinasi kekuatan "keras" dan "lunak", memperkuat peraturan hukum dan mendorong keterlibatan masyarakat.
Wapres juga menjelaskan bagaimana Indonesia melakukan de-radikalisasi terhadap lebih dari enam ribu teroris yang berada di 72 penjara.
Di akhir pidatonya wapres juga menyitir slogan "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh".
Wapres juga meminta dukungan agar Indonesia bisa terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Pewarta: Jaka Suryo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: