Seekor paus terdampar di Rote
21 September 2017 10:53 WIB
Dokumentasi - Dua warga berupaya menarik bangkai ikan paus yang terdampar di Pantai Batu Tumpeng, Klungkung, Bali, Senin (14/3). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Kupang (ANTARA News) - Seekor ikan paus terdampar di desa Nggodimeda, Kecamatan Rote Tengah, kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur yang lokasinya sekitaran Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) desa tersebut.
"Paus itu sudah terdampar sejak Rabu (20/9) kemarin pukul 16.00 wita di pantai Oka Kea," kata Kepala Balai Konservasi Kawasan Perairan Nasional (BKKPN) Kupang IKram Sagadji saat dikonfirmasi di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan saat ini tim dari BKKPN sudah berangkat ke Rote untuk melihat secara pasti jenis paus apa yang terdampar di kabupaten terselatan Indonesia itu.
Ikram mangatakan saat ditemukan oleh warga terdampar di pantai, paus tersebut masih dalam kondisi hidup walaupun terlihat sangat lemas dan tidak bergerak, juga terdapat kurang lebih delapan luka sayatan pada bagian tubuh.
"Namun dari ciri morfologi paus yang terdampar tersebut diduga jenis finned pilot whale dengan panjang 4,4 m dan lebar 1,5 m," tuturnya.
Sejak kemarin sampai dengan saat ini penanganan yang dilakukan oleh Kelompok Konservasi Penyu "Camar Nggodimeda" dan Manoholok Rote Tengah, Anggota Polair, dan Babinsa adalah terus membasahi tubuh paus sambil menunggu pasang tertinggi untuk evakuasi ke laut karena sebelumnya berada di atas bebatuan saat pasang surut.
"Sambil menunggu itu, petugas juga melakukan pengukuran morofologi dan pencatatan ciri morofologi," tambah Ikram.
Dari laporan yang diterima dari petugas di lapangan pada Rabu (20/9) malam pukul 22.40 wita dibantu oleh masyarakat setempat anggota Polair dan Babinsa mengevakuasi paus tersebut ke laut. Tetapi saat setelah kembali ke laut tidak ada tanda-tanda paus bergerak atau berenang menuju ke tengah laut justru tetap berada di pesisir pantai tersebut.
Sehingga baik pihak BKKPN dan masyarakat setempat mengkawatirkan paus yang dilindungi tersebut tak kuat dan mati.
Sementara itu Kepala Desa Nggodimeda Yefta saat dihubungi dari Kupang, mengaku bahwa saat ini masyarakat dan pihak terkait masih terus memantau keberadaan paus tersebut.
"Dia tidak mau kembali ke Pantai. Padahal kami sudah lepas dia ke laut," tuturnya.
"Paus itu sudah terdampar sejak Rabu (20/9) kemarin pukul 16.00 wita di pantai Oka Kea," kata Kepala Balai Konservasi Kawasan Perairan Nasional (BKKPN) Kupang IKram Sagadji saat dikonfirmasi di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan saat ini tim dari BKKPN sudah berangkat ke Rote untuk melihat secara pasti jenis paus apa yang terdampar di kabupaten terselatan Indonesia itu.
Ikram mangatakan saat ditemukan oleh warga terdampar di pantai, paus tersebut masih dalam kondisi hidup walaupun terlihat sangat lemas dan tidak bergerak, juga terdapat kurang lebih delapan luka sayatan pada bagian tubuh.
"Namun dari ciri morfologi paus yang terdampar tersebut diduga jenis finned pilot whale dengan panjang 4,4 m dan lebar 1,5 m," tuturnya.
Sejak kemarin sampai dengan saat ini penanganan yang dilakukan oleh Kelompok Konservasi Penyu "Camar Nggodimeda" dan Manoholok Rote Tengah, Anggota Polair, dan Babinsa adalah terus membasahi tubuh paus sambil menunggu pasang tertinggi untuk evakuasi ke laut karena sebelumnya berada di atas bebatuan saat pasang surut.
"Sambil menunggu itu, petugas juga melakukan pengukuran morofologi dan pencatatan ciri morofologi," tambah Ikram.
Dari laporan yang diterima dari petugas di lapangan pada Rabu (20/9) malam pukul 22.40 wita dibantu oleh masyarakat setempat anggota Polair dan Babinsa mengevakuasi paus tersebut ke laut. Tetapi saat setelah kembali ke laut tidak ada tanda-tanda paus bergerak atau berenang menuju ke tengah laut justru tetap berada di pesisir pantai tersebut.
Sehingga baik pihak BKKPN dan masyarakat setempat mengkawatirkan paus yang dilindungi tersebut tak kuat dan mati.
Sementara itu Kepala Desa Nggodimeda Yefta saat dihubungi dari Kupang, mengaku bahwa saat ini masyarakat dan pihak terkait masih terus memantau keberadaan paus tersebut.
"Dia tidak mau kembali ke Pantai. Padahal kami sudah lepas dia ke laut," tuturnya.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: