Kuala Lumpur (ANTARA News) - Anak Deli Serdang bernama Putri Aulia ini pantas mendapat gelar ratu lintasan lari jarak pendek (sprint) kategori T13 di ASEAN Para Games ke-9, Malaysia.

Dara asal Sumatera Utara kelahiran 23 Juli 1994 itu berhasil menggondol tiga medali emas dari tiga lomba nomor lari jarak pendek.

Pada hari pertama kompetisi atletik, Senin (18/9), dia menjadi yang terbaik di nomor lari 100 meter T13 putri dengan catatan waktu 12,66 detik.

Keesokan harinya, Selasa (19/9), Putri kembali merebut medali emas di nomor 400 meter T13 putri dengan waktu tempuh 63,13 detik.

Terakhir, Rabu (20/9), dia unggul di nomor 200 meter T13 putri dengan catatan waktu 26,55 detik.

"Alhamdulillah, itu memang sesuai target saya. Senang sekali rasanya karena ini penampilan perdana saya di ASEAN Para Games," ujar Putri.

Putri baru berkecimpung di dunia atletik tahun 2016, setahun sebelum dia tampil di ajang lomba lari tingkat Asia Tenggara.

Seorang pelatih yang mencari bibit-bibit atlet difabel menemukan Putri saat dia masih berstatus mahasiswa semester akhir di Universitas Negeri Medan.

"Awalnya saya sempat ragu karena sebelumnya belum pernah ikut lomba-lomba lari. Paling pernah ketika sekolah dasar, pertandingan antar-sekolah atau pas 17-an. Namun saya memutuskan ikut seleksi dan ternyata lolos," tutur dia.

Kariernya langsung melejit setelah dia berhasil menembus pemusatan latihan daerah Sumatera Utara yang disiapkan untuk Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat.

Hasilnya, ketika bertanding di Peparnas Jawa Barat, Putri langsung mendapatkan empat medali emas. Prestasi itu membuat Komite Paralimpiade Nasional (NPC) melirik dia.

Putri Aulia pun kemudian bisa bertanding di ASEAN Para Games ke-9 di Malaysia. Tiga medali emasnya di tingkat Asia Tenggara mengharumkan nama bangsa.

"Rasanya luar biasa bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya, melihat Bendera Merah Putih di posisi tertinggi di antara bendera negara lain. Susah diungkapkan dengan kata-kata," ujar dia.


Optimistis dalam Keterbatasan

Kelas T13 yang diikuti Putri Aulia di ASEAN Para Games merupakan kompetisi untuk para atlet berpenglihatan terbatas (low vision) dengan jarak maksimal enam meter.

Putri hanya bisa melihat objek pada jarak maksimal sekitar satu meter.

"Ini memang dari lahir, keturunan," kata Putri, yang tinggal di Kelurahan Sei Rotan, Percut Sei Tuan, Deli Serdang.

Penglihatan ibu dan adik laki-laki Putri juga serupa dengannya. Dokter sudah memvonis penglihatannya tidak bisa dipulihkan dengan menggunakan kaca mata maupun operasi.

"Dokter pernah bilang sudah kena syaraf, jadi susah. Sudah kena mata malas (ambliopia) juga," tutur Putri, yang baru memeriksakan mata saat sekolah dasar dan langsung diberi kacamata minus dua.

Kekurangan itu tidak membuatnya membatasi mimpi. Dengan dukungan dari keluarga, Putri mampu menyelesaikan pendidikan hingga meraih gelar Sarjana Pendidikan dari Universitas Negeri Medan pada Mei 2017.

Dan saat ini dia adalah seorang sarjana pendidikan sekaligus pelari jarak pendek terbaik di Asia Tenggara untuk kategori T13.

"Penting bagi kita untuk menerima semua keterbatasan pada diri. Saya sendiri belum berhenti sampai di sini. Target saya bisa ikut di Asian Para Games 2018 di Indonesia dan semoga bisa menembus Paralimpiade Tokyo tahun 2020," demikian Putri Aulia.