Jakarta (ANTARA News) - Ribuan pala berlapis emas dalam instalasi seni berbentuk jubah karya Titarubi dipajang dalam pameran bertajuk "Banda Warisan untuk Indonesia" di Galeri Nasional Indonesia pada 20 September-4 Oktober 2017.

"Konsepnya setiap orang bisa ada di dalamnya tersembunyi yang kelihatan permukaan jubah tidak tahu siapa dalam jubah," ujar Titarubi dalam pembukaan pameran di Jakarta, Rabu (20/9) malam.

Hasil seni pala dilapisi emas yang dinamai "Hallucinogenic" itu, dilatarbelakangi nilai pala yang berharga sehingga menjadi rebutan Inggris, Belanda, dan Portugis serta digambarkan semahal emas.

Ia mengerjakan instalasi seni itu selama empat bulan, setiap hari 24 jam tanpa istirahat, dengan bantuan 40 pekerja di Yogyakarta.

Untuk prosesnya, katanya, setelah pala dikirim dari Banda dan sejumlah daerah di Indonesia, pala dikeringkan selama 12 jam untuk menghilangkan kadar airnya.

Setelah kering, pala dilapisi tembaga, nikel, kuningan, serta emas.

Mengenai penamaan karyanya, "Hallucinogenic" berkaitan dengan kandungan mysticin dalam pala yang memiliki efek bervariasi, di antaranya keadaan yang bersemangat dan bingung dengan sakit kepala, mual dan pusing, serta gangguan ingatan.

Melalui karyanya itu, Titarubi juga mengingatkan di balik kemilau keuntungan perdagangan pala pada masa itu, pala adalah malapetaka bagi penduduk asli Banda.

Pada 1621, penduduk Banda Neira dibantai untuk merebut monopoli perdagangan pala dan sebagian penduduk dibawa ke Batavia sebagai budak.

"Zaman dulu ada pembantaian etnis dan mendatangkan pekerja budak. Kita dalam sejarah tidak tahu ada perbudakan. Kekuasaan tidak kelihatan, yang kelihatan kilau," kata Titarubi.

(T.D020/M029)