Lhokseumawe (ANTARA News) - Kepolisian Resor Lhokseumawe mengemukakan penyebab kebakaran Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kuta Blang, Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, diduga korsleting listrik.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Hendri Budiman melalui Kasat Reskrim AKP Budi Nasuha Waruwu di Lhokseemawe, Kamis, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap saksi dan penyelidikan di lokasi kejadian, penyebab kebakaran sekolah tersebut diduga hubungan arus pendek listrik.

Berdasarkan keterangan saksi, Mustafa (45) bersama anaknya, M. Hafizh (17), pekerja bangunan yang sedang melakukan pekerjaannya di sekolah itu, pada Minggu (17/9), katanya, saat mereka sedang mengecat pintu sekolah tersebut, Hafizh mencium bau seperti kabel terbakar.

Saat menyusun perlengkapan kerja di kelas V lantai 1 MIN Kuta Blang Kecamatan Banda Sakti, Hafizh menemukan "braker" listrik sudah meleleh terbakar.

Ia kemudian memberi tahu Mustafa dan selanjutnya mereka memadamkan api. Wakil Kepala MIN Kuta Blang, Saiful, juga mereka beri tahu atas kejadian itu.

Pada Senin (18/9), pihak sekolah menghubungi PLN setempat agar petugas diturunkan untuk memperbaiki "braker" tersebut.

Berdasarkan keterangan penjaga sekolah, Heri Darmawan, pada Rabu (20/9) sekitar pukul 15.00 WIB, para murid melihat nyala api di kamar mandi.

Dia menjelaskan tentang dugaan terjadinya arus pendek listrik di bagian plafon kamar mandi sekolah tersebut.

Pihak sekolah kemudian berusaha memadamkan api dengan menyiram menggunakan air, sedangkan penjaga sekolah memotong kabel yang diduga menjadi penyebab tempat itu terbakar.

Sekitar pukul 18.15 WIB, ketika kondisi sekolah sudah sepi, api menyala di lantai 2 ruangan perpustkaan sekolah.

Para warga setempat yang melihat kobaran api, kemudian menghubungi pihak pemadam kebakaran. Para petugas bersama warga bersama-sama memadamkan api.

Ia menjelaskan berdasarkan fakta di lapangan dan keterangan saksi, untuk sementara disimpulkan bahwa kebakaran sekolah itu disebabkan korsleting listrik.

Jumlah ruangan yang terbakar 10 unit, di antaranya ruang kepala sekolah, perpustakaan, ruang guru, dan ruang kelas, sedangkan kerugian akibat kejadian itu diperkirakan Rp500 juta.

(T.KR-MKH/M029)