"Surabaya Berselawat" sambut Tahun Baru Islam
21 September 2017 00:05 WIB
Ribuan umat Islam mengikuti Surabaya Bershalawat di ruas Jalan Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/9/2017). Kegiatan itu diselenggarakan dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1439 H. (ANTARA /Didik Suhartono)
Surabaya (ANTARA News) - Ribuan umat Islam menghadiri kegiatan "Surabaya Berselawat" menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1439 Hijriah yang digelar di depan Kantor Gubernur Jawa Timur, Jalan Pahlawan, Surabaya, Rabu malam.
"Acara ini sudah rutin kami gelar setiap malam 1 Muharram sejak lima tahun yang lalu," ujar panitia "Surabaya Berselawat" Ahmad bin Muhammad Aljufri ketika ditemui di sela kegiatan.
Dia mengatakan sejak pertama kali kegiatan ini digelar para peserta yang hadir langsung membentuk jaringan yang kuat sehingga setiap tahun jamaah yang hadir semakin banyak.
"Ini yang hadir tak hanya umat Islam dari dalam Kota Surabaya, tapi juga dari berbagai kota seluruh wilayah Indonesia," katanya.
Ahmad mengatakan lima kali kegiatan "Surabaya Berselawat" seluruhnya berlangsung di kawasan Tugu Pahlawan Surabaya.
Tiga kali kegiatan, lanjut dia, pada mulanya rutin berlangsung di dalam area kompleks Tugu Pahlawan Surabaya. Berhubung semakin tahun antusiasme umat Islam yang hadir bertambah banyak, area kompleks Tugu Pahlawan tak mampu lagi menampung massa yang datang.
"Sehingga sejak penyelenggaraan yang keempat, pada tahun lalu, dan berlanjut pada malam hari ini, penyelenggaraan kami gelar di luar area Tugu Pahlawan, tepatnya di depan Kantor Gubernur Jawa Timur, dengan menutup Jalan Pahlawan. Kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan sudah diizinkan," ujarnya.
Kegiatan Surabaya Berselawat, lanjut dia, telah menjadi agenda nasional untuk peringatan malam tahun baru Islam.
"Mayoritas warga Indonesia adalah Islam, tapi selama ini belum ada satu acara yang meriah untuk merayakan tahun baru Islam. Makanya kami rintis acara malam tahun baru Islam dengan selawatan," ucapnya.
Mengawali tahun baru Islam dengan kegiatan berselawat, dia berharap umat Islam maupun secara individu ke depan harus lebih baik dari tahun sebelumnya.
Di sela kegiatan pada malam hari itu sekaligus dilakukan penggalangan dana dari jamaah yang hadir untuk membantu Muslim Rohingya di Myanmar yang teraniaya.
"Ini bentuk solidaritas dari kami. Jika ada kejadian Muslim lainnya yang tersakiti, bahkan sampai disiksa dan dibunuh, kami ikut merasakan sehingga harus ikut membantu. Jumlah sumbangan yang terkumpul akan kami umumkan di akhir acara malam ini juga agar transparan dan semuanya tahu," ujarnya.
"Acara ini sudah rutin kami gelar setiap malam 1 Muharram sejak lima tahun yang lalu," ujar panitia "Surabaya Berselawat" Ahmad bin Muhammad Aljufri ketika ditemui di sela kegiatan.
Dia mengatakan sejak pertama kali kegiatan ini digelar para peserta yang hadir langsung membentuk jaringan yang kuat sehingga setiap tahun jamaah yang hadir semakin banyak.
"Ini yang hadir tak hanya umat Islam dari dalam Kota Surabaya, tapi juga dari berbagai kota seluruh wilayah Indonesia," katanya.
Ahmad mengatakan lima kali kegiatan "Surabaya Berselawat" seluruhnya berlangsung di kawasan Tugu Pahlawan Surabaya.
Tiga kali kegiatan, lanjut dia, pada mulanya rutin berlangsung di dalam area kompleks Tugu Pahlawan Surabaya. Berhubung semakin tahun antusiasme umat Islam yang hadir bertambah banyak, area kompleks Tugu Pahlawan tak mampu lagi menampung massa yang datang.
"Sehingga sejak penyelenggaraan yang keempat, pada tahun lalu, dan berlanjut pada malam hari ini, penyelenggaraan kami gelar di luar area Tugu Pahlawan, tepatnya di depan Kantor Gubernur Jawa Timur, dengan menutup Jalan Pahlawan. Kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan sudah diizinkan," ujarnya.
Kegiatan Surabaya Berselawat, lanjut dia, telah menjadi agenda nasional untuk peringatan malam tahun baru Islam.
"Mayoritas warga Indonesia adalah Islam, tapi selama ini belum ada satu acara yang meriah untuk merayakan tahun baru Islam. Makanya kami rintis acara malam tahun baru Islam dengan selawatan," ucapnya.
Mengawali tahun baru Islam dengan kegiatan berselawat, dia berharap umat Islam maupun secara individu ke depan harus lebih baik dari tahun sebelumnya.
Di sela kegiatan pada malam hari itu sekaligus dilakukan penggalangan dana dari jamaah yang hadir untuk membantu Muslim Rohingya di Myanmar yang teraniaya.
"Ini bentuk solidaritas dari kami. Jika ada kejadian Muslim lainnya yang tersakiti, bahkan sampai disiksa dan dibunuh, kami ikut merasakan sehingga harus ikut membantu. Jumlah sumbangan yang terkumpul akan kami umumkan di akhir acara malam ini juga agar transparan dan semuanya tahu," ujarnya.
Pewarta: Slamet AS/Hanif N
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: