Jakarta (ANTARA News) - Perhimpunan Bank-Bank Nasional mendorong industri sistem pembayaran dapat segera mengadaptasi teknologi "near-field communication/NFC" atau konektivitas jarak dekat yang dapat mengurangi ongkos perantara untuk transaksi, sehingga biaya isi saldo uang elektronik dapat digratiskan.
"Ke depannya memang perlu NFC. Kalau nanti sudah banyak masyarakat yang menggunakan NFC itu nggak perlu lagi ke mesin, cukup pakai telepon genggam saja," kata Ketua Umum Perbanas Kartika Wirjoatmodjo di Balai Sidang Jakarta, Rabu.
Teknologi NFC dapat menggunakan perantara telepon genggam yang dimiliki konsumen. Sehingga, konsumen dapat melakukan transaksi dengan produk jasa keuangan, khususnya uang elektronik, dengan menempel uang elektronik di telepon genggam.
NFC menggunakan sistem RFID. Namun belum semua telepon genggam yang beredar di Indonesia memiliki teknologi NFC.
Menurut Tiko, sapaan akrab Kartika, penggunaan NFC akan membuat bank lebih efisien. Perbankan tidak perlu lagi menggunakan jasa pasar swalayan atau pihak ketiga lainnya guna menaruh mesin Perekam Data Elektronik (Electronic Data Capture/EDC) agar dapat digunakan konsumen untuk isi saldo. Transaksi yang melibatkan pihak ketiga tersebut atau di luar sarana milik bank penerbit disebut "off-us".
Selama ini, untuk transaksi "off-us", konsumen akan dikenakan biaya. Dalam komponen biaya itu terdapat bagian komisi pihak ketiga.
Namun untuk transaksi melalui sarana milik bank penerbit (on-us), Tiko menjamin tidak akan dikenakan biaya. Begitu pula jika transaksi "off-us" dilakukan antara sarana perbankan milik pemerintah, Tiko menjamin, tidak ada biaya.
"Off-us misalnya kalau uang elektroniknya Mandiri diisi saldo di ATM PT. BNI Persero Tbk itu akan kita bebaskan juga karena sesama Himpunan Bank-Bank Negara," ujar Tiko, yang merupakan Direktur Utama PT. Bank Mandiri Persero Tbk.
Sedangkan untuk kesiapan teknologi NFC, Tiko mengatakan industri perbankan perlu minimal satu tahun untuk mempersiapkan infrastruktur penerapannya.
Perbanas dorong NFC agar gratiskan pengisian "e-money"
20 September 2017 17:55 WIB
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (ANTARA /Aprillio Akbar)
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: