Bank BUMN dukung transaksi nontunai Pelabuhan Benoa
19 September 2017 21:10 WIB
Produksi E-Money Meningkat. Petugas melakukan pengisian data pada "e-money" atau kartu transaksi non tunai di Sentra Mandiri, Jakarta, Senin (18/9/2017). Menjelang pemberlakuan transaksi pembayaran non tunai pada seluruh gerbang tol pada 31 Oktober 2017, Bank Mandiri akan menerbitkan 2,5-3 juta kartu transaksi non tunai hingga akhir tahun 2017. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Denpasar (ANTARA News) - Tiga bank BUMN mendukung pemanfaatan transaksi nontunai di Pelabuhan Benoa, Bali, dengan menerbitkan kartu uang elektronik khusus (e-port) yang ditargetkan dapat menciptakan efisiensi dan kecepatan pelayanan masyarakat.
"Kami berharap dapat berperan aktif di dalam sistem operasional pembayaran jasa pelabuhan dengan memberikan kemudahan sistem pembayaran," kata Pemimpin Wilayah BNI Bali dan Nusa Tenggara Putu Bagus Kresna dalam peluncuran "electronic port card" Pelindo III di Pelabuhan Benoa Denpasar, Selasa.
Penggunaan uang elektronik BNI yang dikenal dengan "TapCash electronic Port" diharapkan mampu mengurangi antrean saat pembayaran di gerbang masuk ke pelabuhan.
Setiap hari lalu lintas kendaraan keluar masuk Pelabuhan Benoa sekitar 15.000 kendaraan yang merupakan target pengguna uang elektronik khusus pelabuhan pada tahap awal.
Dengan adanya inovasi kartu "e-Port" itu, kata Wakil Pemimpin Wilayah Bidang Bisnis Kanwil BRI Bali dan Nusa Tenggara Yoyok Mulawarman, pengguna jasa pelabuhan tidak perlu lagi melakukan pembayaran secara tunai saat masuk pelabuhan.
Menurut dia, penerapan "Brizzi e-Port Card" itu merupakan salah satu sistem pembayaran terintegrasi yang dibangun Bank BRI untuk Pelindo III sebagai bentuk sinergi BUMN yang dapat membantu pengembangan bisnis kedua perusahaan.
"Kami akan mengembangkan sistem pembayaran dengan uang elektronik untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam aktivitas kepelabuhan sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air," ucapnya.
Regional CEO XI Bank Mandiri Bali dan Nusa Tenggara Erwan Djoko Hermawan mengatakan bahwa pemanfaatan kartu uang elektronik khusus pelabuhan itu akan memberikan efisiensi waktu, yaitu sekitar 2 menit apabila telah menyiapkan uang elektronik dibandingkan menggunakan uang tunai yang membutuhkan waktu lebih lama.
Dengan adanya pemanfaatan transaksi nontunai "e-money" di Pelabuhan Benoa itu akan makin menegaskan bahwa Bali lebih siap dalam menggalakkan kebijakan nontunai.
"Ini juga merupakan komitmen kami mendukung gerakan nontunai," ujar Erwan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana berharap sinergi itu dapat mengedukasi masyarakat dalam mengubah budaya tunai menjadi nontunai.
Hal itu mengingat pemanfaatan transaksi nontunai di Indonesia masih tergolong rendah daripada negara ASEAN lainnya, yakni Singapura dan Thailand.
"Kami apresiasi upaya ini dan dengan dukungan perbankan bahwa ternyata Pelindo III Pelabuhan Benoa menjadi salah satu pionir untuk lesscash society," ucap Causa.
Direktur Utama PT Pelindo III I.G.N. Askhara Danadiputra mengatakan bahwa konsep "e-port" merupakan salah satu bentuk transformasi layanan dari sistem manual ke digital yang menjadikan Pelabuhan Benoa menjadi pelabuhan ketiga di Indonesia menerapkan pembayaran nontunai.
Dengan implementasi itu pihaknya menggandeng tiga bank BUMN yang selama ini telah menjadi mitra bisnis kepabuhanan di Pelabuhan Benoa.
Pembayaran di "gate" masuk Pelabuhan Benoa ini diharapkan semakin mempermudah pengunjung sehingga tidak perlu repot membawa uang pecahan kecil, tinggal ditempel saja di mesin yang tersedia lalu langsung masuk.
Pada tahap mendatang, kata dia, "e-port" sebagai alat bayar, alat transaksi, dan identitas para pengguna jasa kepelabuhanan di lingkungan Pelindo III. Misalnya, penggunaan di gerbang masuk pelabuhan, transaksi di gerai yang ada di pelabuhan, pembelian tiket transportasi, dan alat identifikasi bagi pengguna truk.
"Kami berharap dapat berperan aktif di dalam sistem operasional pembayaran jasa pelabuhan dengan memberikan kemudahan sistem pembayaran," kata Pemimpin Wilayah BNI Bali dan Nusa Tenggara Putu Bagus Kresna dalam peluncuran "electronic port card" Pelindo III di Pelabuhan Benoa Denpasar, Selasa.
Penggunaan uang elektronik BNI yang dikenal dengan "TapCash electronic Port" diharapkan mampu mengurangi antrean saat pembayaran di gerbang masuk ke pelabuhan.
Setiap hari lalu lintas kendaraan keluar masuk Pelabuhan Benoa sekitar 15.000 kendaraan yang merupakan target pengguna uang elektronik khusus pelabuhan pada tahap awal.
Dengan adanya inovasi kartu "e-Port" itu, kata Wakil Pemimpin Wilayah Bidang Bisnis Kanwil BRI Bali dan Nusa Tenggara Yoyok Mulawarman, pengguna jasa pelabuhan tidak perlu lagi melakukan pembayaran secara tunai saat masuk pelabuhan.
Menurut dia, penerapan "Brizzi e-Port Card" itu merupakan salah satu sistem pembayaran terintegrasi yang dibangun Bank BRI untuk Pelindo III sebagai bentuk sinergi BUMN yang dapat membantu pengembangan bisnis kedua perusahaan.
"Kami akan mengembangkan sistem pembayaran dengan uang elektronik untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam aktivitas kepelabuhan sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air," ucapnya.
Regional CEO XI Bank Mandiri Bali dan Nusa Tenggara Erwan Djoko Hermawan mengatakan bahwa pemanfaatan kartu uang elektronik khusus pelabuhan itu akan memberikan efisiensi waktu, yaitu sekitar 2 menit apabila telah menyiapkan uang elektronik dibandingkan menggunakan uang tunai yang membutuhkan waktu lebih lama.
Dengan adanya pemanfaatan transaksi nontunai "e-money" di Pelabuhan Benoa itu akan makin menegaskan bahwa Bali lebih siap dalam menggalakkan kebijakan nontunai.
"Ini juga merupakan komitmen kami mendukung gerakan nontunai," ujar Erwan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana berharap sinergi itu dapat mengedukasi masyarakat dalam mengubah budaya tunai menjadi nontunai.
Hal itu mengingat pemanfaatan transaksi nontunai di Indonesia masih tergolong rendah daripada negara ASEAN lainnya, yakni Singapura dan Thailand.
"Kami apresiasi upaya ini dan dengan dukungan perbankan bahwa ternyata Pelindo III Pelabuhan Benoa menjadi salah satu pionir untuk lesscash society," ucap Causa.
Direktur Utama PT Pelindo III I.G.N. Askhara Danadiputra mengatakan bahwa konsep "e-port" merupakan salah satu bentuk transformasi layanan dari sistem manual ke digital yang menjadikan Pelabuhan Benoa menjadi pelabuhan ketiga di Indonesia menerapkan pembayaran nontunai.
Dengan implementasi itu pihaknya menggandeng tiga bank BUMN yang selama ini telah menjadi mitra bisnis kepabuhanan di Pelabuhan Benoa.
Pembayaran di "gate" masuk Pelabuhan Benoa ini diharapkan semakin mempermudah pengunjung sehingga tidak perlu repot membawa uang pecahan kecil, tinggal ditempel saja di mesin yang tersedia lalu langsung masuk.
Pada tahap mendatang, kata dia, "e-port" sebagai alat bayar, alat transaksi, dan identitas para pengguna jasa kepelabuhanan di lingkungan Pelindo III. Misalnya, penggunaan di gerbang masuk pelabuhan, transaksi di gerai yang ada di pelabuhan, pembelian tiket transportasi, dan alat identifikasi bagi pengguna truk.
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: