Bantuan masyarakat RI untuk Rohingya terus mengalir ke Bangladesh
18 September 2017 05:36 WIB
Bantuan RI untuk pengungsi Rohingya kembali mendarat Sejumlah petugas menurunkan bantuan kemanusiaan RI untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh berupa bahan pangan, tenda dan lampu darurat yang kembali mendarat di Bandara Hazrat Shah Amanat, Chittagong, Bangladesh, Sabtu (16/9/2017). (ANTARA/Bayu Prasetyo)
Jakarta (ANTARA News) - Lebih dari 2.000 paket bantuan pangan dan logistik dari masyarakat Indonesia telah diterima oleh ribuan pengungsi Rohingya di Kamp Waikong, tetapi distribusi bantuan di area pengungsian ini tidak selesai dalam satu kesempatan, kata Manager Disaster Dicovery ACT Rahadiansyah dalam keterangan tertulis, Senin.
Bersama Kamp Unsi Prang, Kamp Waikong adalah dua kamp pengungsiaan Rohingya di dekat perbatasan Bangladesh-Myanmar yang berada di Teknaf, sebuah wilayah setingkat kecamatan di Distrik Cox’s Bazar, Bangladesh, yang berbatasan langsung dengan bagian timur Sungai Naf yang memisahkan Bangladesh dan Myanmar.
Teknaf adalah salah satu destinasi utama para pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar melalui Sungai Naf.
Menurut ACT, di area titik nol perbatasan Bangladesh di Teknaf itu, daerah-daerah yang sebelumnya lapang kini telah dipadati puluhan ribu pengungsi baru Rohingya di mana sejak 11 September lalu telah dikunjungi oleh Tim SOS Rohingya.
Rahadiansyah mengungkapkan, para pengungsi di Kamp Waikong yang sudah berjumlah puluhan ribu orang itu masih sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
ACT sendiri terus menyalurkan bantuan ke kamp pengungsian ini.
"Kamis kemarin (14/9), kita mendistribusikan paket sembako beserta bantuan logistik seperti tikar/alas tidur dan terpal plastik. Setidaknya ada 6.000 pengungsi Rohingya yang menerima bantuan ini," kata Rahadiansyah.
Salah satu tim misi kemanusiaan Indonesia ini juga bergerak menuju Kamp Unsi Prang yang terletak tak jauh dari Kamp Waikong untuk memberikan layanan kesehatan gratis bagi pengungsi Rohingya yang dilayani oleh empat dokter lokal.
Menurut Rahadiansyah, banyak pengungsi di kamp itu yang terserang penyakit setelah menempuh perjalanan berhari-hari.
"Rata-rata pengungsi mengalami penyakit kulit, pencernaan, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), kekurangan nutrisi, dan luka-luka. Bahkan, beberapa di antara mereka (pasien) masih bayi," kata dia.
Di Kamp Unsi Prang, ACT memberikan layanan kesehatan selama dua hari dari 14 sampai 15 September pekan lalu.
"Alhamdulillah, sekitar 600 pengungsi yang tengah sakit langsung ditangani oleh relawan dokter lokal," tutup Rahadiansyah.
ACT memastikan berbagai bantuan darurat untuk pengungsi Rohingya akan terus disalurkan, mengikuti derasnya kepedulian masyarakat Indonesia kepada Rohingya.
Sementara itu, Kedutaan Besar RI di Bangladesh memastikan bahwa hari ini 54 ton bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Myanmar dari pemerintah dan rakyat Indonesia didistribusikan ke 12 titik di Cox's Bazar.
"Bantuan kemanusiaan Indonesia telah diterima oleh pemerintah Bangladesh dan akan segera didistribusikan kepada pengungsi dari Rakhine State yang berada di sekitar Cox's Bazar," kata Duta Besar RI untuk Bangladesh Rina Soemarno, kemarin.
Bersama Kamp Unsi Prang, Kamp Waikong adalah dua kamp pengungsiaan Rohingya di dekat perbatasan Bangladesh-Myanmar yang berada di Teknaf, sebuah wilayah setingkat kecamatan di Distrik Cox’s Bazar, Bangladesh, yang berbatasan langsung dengan bagian timur Sungai Naf yang memisahkan Bangladesh dan Myanmar.
Teknaf adalah salah satu destinasi utama para pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar melalui Sungai Naf.
Menurut ACT, di area titik nol perbatasan Bangladesh di Teknaf itu, daerah-daerah yang sebelumnya lapang kini telah dipadati puluhan ribu pengungsi baru Rohingya di mana sejak 11 September lalu telah dikunjungi oleh Tim SOS Rohingya.
Rahadiansyah mengungkapkan, para pengungsi di Kamp Waikong yang sudah berjumlah puluhan ribu orang itu masih sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
ACT sendiri terus menyalurkan bantuan ke kamp pengungsian ini.
"Kamis kemarin (14/9), kita mendistribusikan paket sembako beserta bantuan logistik seperti tikar/alas tidur dan terpal plastik. Setidaknya ada 6.000 pengungsi Rohingya yang menerima bantuan ini," kata Rahadiansyah.
Salah satu tim misi kemanusiaan Indonesia ini juga bergerak menuju Kamp Unsi Prang yang terletak tak jauh dari Kamp Waikong untuk memberikan layanan kesehatan gratis bagi pengungsi Rohingya yang dilayani oleh empat dokter lokal.
Menurut Rahadiansyah, banyak pengungsi di kamp itu yang terserang penyakit setelah menempuh perjalanan berhari-hari.
"Rata-rata pengungsi mengalami penyakit kulit, pencernaan, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), kekurangan nutrisi, dan luka-luka. Bahkan, beberapa di antara mereka (pasien) masih bayi," kata dia.
Di Kamp Unsi Prang, ACT memberikan layanan kesehatan selama dua hari dari 14 sampai 15 September pekan lalu.
"Alhamdulillah, sekitar 600 pengungsi yang tengah sakit langsung ditangani oleh relawan dokter lokal," tutup Rahadiansyah.
ACT memastikan berbagai bantuan darurat untuk pengungsi Rohingya akan terus disalurkan, mengikuti derasnya kepedulian masyarakat Indonesia kepada Rohingya.
Sementara itu, Kedutaan Besar RI di Bangladesh memastikan bahwa hari ini 54 ton bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Myanmar dari pemerintah dan rakyat Indonesia didistribusikan ke 12 titik di Cox's Bazar.
"Bantuan kemanusiaan Indonesia telah diterima oleh pemerintah Bangladesh dan akan segera didistribusikan kepada pengungsi dari Rakhine State yang berada di sekitar Cox's Bazar," kata Duta Besar RI untuk Bangladesh Rina Soemarno, kemarin.
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: