Ginting juara Korea Terbuka sekaligus raih Super Series perdana
17 September 2017 18:09 WIB
Dokumentasi - Pebulu tangkis tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting berekspresi usai mengalahkan Pebulu tangkis tunggal putra Denmark Viktor Axelsen dalam babak kualifikasi grup Piala Sudirman 2017 di Carrara Sport and Leisure Centre, Queensland, Australia, Rabu (24/5/2017). (ANTARA /Rosa Panggabean)
Jakarta (ANTARA News) - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting meraih gelar turnamen internasional dan super series perdananya di kejuaraan bulu tangkis Korea Terbuka 2017 selepas menumbangkan kompatriotnya Jonatan Christie di partai final.
Laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mencatat dalam partai puncak yang dilangsungkan di SK Handball Stadium, Seoul, Minggu, pemain besutan klub SGS PLN Bandung tersebut menyudahi perlawanan alot Jonatan dalam pertarungan tiga gim selama 68 menit yang berkesudahan 21-13, 19-21, 22-20.
Ginting tampil percaya diri dengan dominasinya sejak awal gim pertama bahkan membuat jeda poin cukup jauh 11-4 di interval dan terus melesat tak terbendung hingga akhirnya menang 21-13 di gim pembuka.
Berbekal kemenangan di gim pembuka, Ginting kembali melesat dan sempat memimpin 7-3 atas Jonatan. Akan tetapi, beberapa kali kesalahan yang dilakukan Ginting membuat Jonatan perlahan mendekat dan menyusul raihan pemain kelahiran Cimahi tersebut 12-16.
Selepas itu Ginting terus tertinggal akan tetapi pada kedudukan 16-20, Ginting sempat berhasil menekan Jonatan dengan merebut tiga poin beruntun menjadi 19-20. Sayang setelahnya, Ginting malah gagal melakukan servis dan memberikan kemenangan untuk Jonatan yang berhasil memaksakan dilakukannya gim penentu.
Pada gim pamungkas, Ginting secara konsisten memimpin jalannya pertandingan. Namun menyentuh poin 18-14, Jonatan terus berupaya merebut kemenangan dengan merebut lima poin tanpa balas yang membuat Jonatan balik memimpin.
Dengan Jonatan yang balik mendominasi, Ginting mampu keluar dari kebuntuan dan akhirnya mengunci kemenangan setelah harus melewati satu kali deuce dalam laga terakhir berkesudahan 22-20.
Rasa syukur terungkapkan dari Ginting yang untuk pertama kalinya meraih podium internasional, terutama karena dia mendapatkannya di turnamen berlevel Super Series.
"Selama ini saya juga sempat mengalahkan pemain unggulan, artinya capaian saya kali ini bukanlah sebuah hal yang karena keberuntungan saja. Ini merupakan hasil kerja keras saya bersama pelatih dan teman-teman di tunggal putra. Ketemu teman sendiri kami sudah saling tahu, di lapangan kami lebih mengadu mental dan fokus," kata Ginting dalam pernyataannya.
Kendati mengalami kekalahan dari kompatriotnya, Jonatan mengaku bersyukur atas capaiannya kali ini dan menyebut partai final di Seoul 2017 ini bukan harinya dia.
"Yang pasti hari ini Anthony main lebih lepas. Dan saya merasakan angin yang berbeda lagi dari kemarin. Dua kali pindah lapangan, saya merasa perbedaan anginnya lumayan sekali. Mungkin tadi Anthony lebih bisa beradaptasi karena kemarin dia main di lapangan yang sama. Dia lebih kenal kondisi lapangan. Padahal tadi saya sudah berusaha keluar dari tekanan, tapi ya rejeki belum memihak saya," tutur Jonatan.
Dengan hasil ini, rekor pertemuan kedua pemain menjadi sama kuat satu-satu di mana dalam pertemuan terakhir, Jonatan berhasil menjinakkan Ginting 21-17, 21-12 di Malaysia Terbuka 2017 lalu.
Laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mencatat dalam partai puncak yang dilangsungkan di SK Handball Stadium, Seoul, Minggu, pemain besutan klub SGS PLN Bandung tersebut menyudahi perlawanan alot Jonatan dalam pertarungan tiga gim selama 68 menit yang berkesudahan 21-13, 19-21, 22-20.
Ginting tampil percaya diri dengan dominasinya sejak awal gim pertama bahkan membuat jeda poin cukup jauh 11-4 di interval dan terus melesat tak terbendung hingga akhirnya menang 21-13 di gim pembuka.
Berbekal kemenangan di gim pembuka, Ginting kembali melesat dan sempat memimpin 7-3 atas Jonatan. Akan tetapi, beberapa kali kesalahan yang dilakukan Ginting membuat Jonatan perlahan mendekat dan menyusul raihan pemain kelahiran Cimahi tersebut 12-16.
Selepas itu Ginting terus tertinggal akan tetapi pada kedudukan 16-20, Ginting sempat berhasil menekan Jonatan dengan merebut tiga poin beruntun menjadi 19-20. Sayang setelahnya, Ginting malah gagal melakukan servis dan memberikan kemenangan untuk Jonatan yang berhasil memaksakan dilakukannya gim penentu.
Pada gim pamungkas, Ginting secara konsisten memimpin jalannya pertandingan. Namun menyentuh poin 18-14, Jonatan terus berupaya merebut kemenangan dengan merebut lima poin tanpa balas yang membuat Jonatan balik memimpin.
Dengan Jonatan yang balik mendominasi, Ginting mampu keluar dari kebuntuan dan akhirnya mengunci kemenangan setelah harus melewati satu kali deuce dalam laga terakhir berkesudahan 22-20.
Rasa syukur terungkapkan dari Ginting yang untuk pertama kalinya meraih podium internasional, terutama karena dia mendapatkannya di turnamen berlevel Super Series.
"Selama ini saya juga sempat mengalahkan pemain unggulan, artinya capaian saya kali ini bukanlah sebuah hal yang karena keberuntungan saja. Ini merupakan hasil kerja keras saya bersama pelatih dan teman-teman di tunggal putra. Ketemu teman sendiri kami sudah saling tahu, di lapangan kami lebih mengadu mental dan fokus," kata Ginting dalam pernyataannya.
Kendati mengalami kekalahan dari kompatriotnya, Jonatan mengaku bersyukur atas capaiannya kali ini dan menyebut partai final di Seoul 2017 ini bukan harinya dia.
"Yang pasti hari ini Anthony main lebih lepas. Dan saya merasakan angin yang berbeda lagi dari kemarin. Dua kali pindah lapangan, saya merasa perbedaan anginnya lumayan sekali. Mungkin tadi Anthony lebih bisa beradaptasi karena kemarin dia main di lapangan yang sama. Dia lebih kenal kondisi lapangan. Padahal tadi saya sudah berusaha keluar dari tekanan, tapi ya rejeki belum memihak saya," tutur Jonatan.
Dengan hasil ini, rekor pertemuan kedua pemain menjadi sama kuat satu-satu di mana dalam pertemuan terakhir, Jonatan berhasil menjinakkan Ginting 21-17, 21-12 di Malaysia Terbuka 2017 lalu.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017
Tags: