Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan surplus neraca perdagangan yang terjadi di Agustus 2017 masih akan berlanjut di bulan-bulan berikutnya.

Ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat, Darmin mengatakan keberlanjutan surplus neraca perdagangan Indonesia tersebut perlu memperhatikan periode musim dingin di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

"Surplus masih akan berlanjut. Kita lihat saja nanti kalau musim dingin di AS dan Eropa mulai, (ekspor) kita seperti apa. Kalau belum mulai lewat musim dingin, saya sih tidak pernah terlalu khawatir karena (ekspor) kita itu tidak terlalu kuat pada produk-produk musim dingin," tuturnya.

Darmin juga memproyeksikan kinerja ekspor masih akan berada dalam kondisi yang baik meskipun ada beberapa komoditas yang belum kembali normal.

Selain itu, mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut juga menilai adanya kemungkinan peningkatan impor sebagai dampak kinerja investasi yang positif tahun ini.

Darmin menjelaskan bahwa pertumbuhan investasi asing dan dalam negeri yang bagus akan mampu mendorong impor bahan baku dan barang modal membaik.

"Kalau investasi itu langsung hubungannya yang lebih dekat dengan impor, karena kita tidak menghasilkan barang modal maupun bahan baku yang cukup," kata dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2017 mengalami surplus sebesar 1,72 miliar dolar AS yang dipicu oleh surplus sektor nonmigas sebesar 2,41 miliar dolar AS.

"Ekspor naik sementara impor menurun sehingga menghasilkan surplus 1,72 miliar dolar AS. Surplus ini tertinggi sejak 2012. Kami mencatat surplus neraca perdagangan di November 2011 mencapai 1,8 miliar dolar AS," kata Kepala BPS Suhariyanto.

Secara kumulatif, pada periode Januari-Agustus 2017 tercatat neraca perdagangan mengantongi surplus sebesar 9,11 miliar dolar AS. Ekspor tercatat sebanyak 108,79 miliar dolar AS dan impor 99,68 miliar dolar AS.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016, neraca perdagangan tercatat mengalami peningkatan mengingat saat itu surplus sebesar 5,13 miliar dolar AS.

"Harapannya surplus ini meningkat hingga akhir tahun," ujar Suhariyanto, berharap.