Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menyebut peluang investasi produksi rockwool di Indonesia masih besar, mengingat saat ini hanya ada satu industri yang memproduksinya yakni PT Nichias Rockwool Indonesia.




“Peluang investasinya masih sangat besar. Pasarnya juga terus berkembang di dalam negeri,” ujar Sekjen Kemenperin Haris Munandar ditemui di Karawang, Kamis.




Haris menyampaikan, pasar rockwool di dalam negeri saat ini sekitar 17.500 ton per tahun.




Sementara itu, PT Nichias Rockwool Indonesia mampu memproduksi rockwool hingga 35.000 ton per tahun, sehingga produksinya mengalami kelebihan pasokan atau oversupply.




Namun, lanjut Haris, Kemenperin tidak mengkhawatirkan hal tersebut, karena pasar rockwool akan semakin besar, mengingat pemerintah tengah fokus membangun infrastruktur di berbagai daerah.




“Pasti pasarnya akan bertambah. Jadi, peluang investasi ini bisa dimanfaatkan oleh para calon investor,” tukasnya.




Haris memaparkan, sebagai produk, rockwool memiliki nilai tambah tinggi karena bahan baku utamanya adalah batuan alam yang memiliki nilai ekonomi yang tidak terlalu tinggi.




Namun, setelah menjadi produk rockwool, maka nilai ekonominya akan jauh lebih tinggi.




Rockwool juga memiliki banyak manfaat, sifatnya yang merupakan insulasi panas, penyerap suara dan tahan api sangat cocok untuk keperluan industri sebagai upaya menghemat energi, menjaga lingkungan dan sebagai alat pengaman.




Pemanfaatan rockwool tidak hanya untuk industri, tapi juga bisa digunakan di gedung umum dan perumahan, bahkan sebagai media tanam hidroponik.