Jakarta (ANTARA News) - HMD Global menghidupkan kembali ponsel Nokia yang sempat tenggelam di pasar, dengan membuat perangkat berbasis Android.




Di Indonesia, mereka harus berkompetisi dengan merk ponsel asal China, yang menawarkan spesifikasi mumpuni sekaligus harga yang bersaing.




Menanggapi hal tersebut, Pimpinan HMD Global untuk Indonesia, selaku pemegang lisensi untuk ponsel Nokia, Mark Trundle, mengandalkan nama besar Nokia yang sudah masuk ke Indonesia sejak lama.




“Kami mengandalkan kekuatan branding Nokia di seluruh dunia. Saya yakin, orang Indonesia sudah tahu betul dengan Nokia karena merk-nya kuat sejak lama. Ini adalah starting point yang baik,” kata Trundle saat peluncuran Nokia Android di Jakarta, Kamis.




Nokia merajai pasar feature phone di Indonesia saat masa awal telepon genggam masuk ke Tanah Air, sekitar akhir tahun 90an.




Selain nama besar, HMD mengandalkan rancangan serta material perangkat dengan menggandeng Foxconn, yang juga bekerja sama dengan Apple, untuk membuat bodi aluminium di ponsel Nokia 5 dan 6.




Trundle juga memberikan jaminan ponsel mereka mendapatkan Android versi terbaru dengan memberikan pembaruan secara berkala.




Nokia 3, 5 dan 6, menurut Trundle, sudah siap untuk memakai Android O. Ketiga ponsel yang baru hadir di Indonesia pada Oktober ini beroperasi dengan Android Nougat.




“Jadi, sebelum akhir 2017, semua ponsel Nokia dipastikan bisa menerima Android Oreo,” kata dia.