Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Kementerian Keuangan menganggarkan biaya sebesar Rp810 miliar untuk penyelenggaraan Annual Meeting IMF-WB 2018 yang akan dimanfaatkan untuk persiapan teknis acara.

"Anggaran ini nantinya dinikmati Indonesia sendiri termasuk untuk EO dan perubahan dari hotel menjadi office selama seminggu," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR membahas rencana kerja Kemenkeu di Jakarta, Selasa.

Sri Mulyani mengatakan biaya yang disiapkan tersebut akan dimanfaatkan bagi penyelenggara event serta penyediaan furnitur maupun perabot dan alat teknologi informasi yang dibutuhkan sebagai bantuan teknis untuk dari acara yang berlangsung di Bali pada Oktober 2018 itu.

"Untuk furniturnya menggunakan procurement dari supplier dalam negeri, sehingga nanti yang terima adalah masyarakat sendiri. Untuk komputer-komputer nanti juga akan dihibahkan pada sekolah," katanya.

Ia membantah biaya yang disiapkan tersebut akan dimanfaatkan bagi akomodasi para peserta pertemuan tahunan, karena delegasi akan menanggung biaya hotel maupun transportasi itu sepenuhnya dan bukan menjadi kewajiban panitia.

Menurut Sri Mulyani, hotel-hotel yang beroperasi di kawasan Nusa Dua akan mendapatkan keuntungan dari penyelenggaraan acara IMF-WB ini, karena biasanya pada Oktober bukan merupakan musim liburan sehingga tingkat hunian menurun.

"Oktober adalah low season, jadi kalau saya tanya pada hotel, mereka bahkan mau menawarkan ruangan dan kamar dengan diskon, daripada kosong. Dengan Annual Meeting, mereka hampir semuanya fully booked, bahkan kita suggest jangan didiskon, kita minta naikkan sedikit (tarifnya)," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan hal ini akan menjadi keuntungan tersendiri bagi sektor pariwisata dan menciptakan nilai tambah tersendiri bagi Indonesia, karena kedatangan peserta ini bisa memberikan tambahan devisa dan penerimaan dari sektor jasa.