Menlu ungkap Indonesia mulai negosiasi FTA dengan Nigeria
12 September 2017 13:32 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan keterangan kepada wartawan usai mendampingi Presiden Jokowi menerima surat-surat kepercayaan dubes sembilan negara termasuk Nigeria di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (12/9/2017). (ANTARA/Agus Salim)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengungkapkan bahwa Indonesia dan Nigeria saat ini sedang memulai perundingan untuk mencapai kesepakatan perdagangan bebas (FTA).
"Saat ini kita sedang memulai negosiasi untuk FTA dengan Nigeria," kata Menlu setelah mendampingi Presiden Joko Widodo menerima surat-surat kepercayaan duta besar dari sembilan negara di Istana Merdeka Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan Selasa ini, Presiden menerima surat-surat kepercayaan dari sembilan duta besar, delapan di antaranya berkedudukan di Jakarta dan satu yaitu Tanzania berkedudukan di Kuala Lumpur.
"Setelah menerima surat surat kepercayaan, Presiden melakukan pembicaraan satu per satu dengan duta besar tersebut," katanya.
Untuk Nigeria fokus pada bidang ekonomi karena ada 14 perusahaan Indonesia yang beroperasi di nigeria. "Nigeria merupakan partner terbesar kita di kawasan Afrika," kata Menlu.
Sementara itu pembicaraan dengan Dubes Peru, menurut Retno, ditekankan pada kepemimpinan Indonesia di dunia internasional dan G20.
Kamboja juga menyoroti mengenai kepemimpinan Indonesia di ASEAN, juga membahas mengenai bagaimana sejauh ini Indonesia dapat mengelola kemajemukan yang ada di Indonesia.
Sementara saat bicara dengan Dubes Myanmar antara lain menyoroti mengenai bantuan kemanusiaan yang akan diberikan kepada semua orang tanpa terkecuali, tanpa memandang agama dan etnis.
"Presiden juga menyampaikan konsen Indonesia terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar dan mengharapkan stabilitas dan keamanan dapat segera dipulihkan," katanya.
Ia menyebutkan Selasa ini pukul 14.00 WIB dirinya juga akan melakukan pertemuan dengan Dubes Myanmar guna membahas perkembangan situasi di Rakhine State.
Sementara dengan Dubes Sudan, intinya adalah mereka mengundang investor Indonesia untuk masuk ke Sudan.
"Kita juga menyampaikan kontribusi polisi kita dalam misi Unamed yang saat ini ada 977 polisi Indonesia yang bertugas di Unamed," katanya.
Dengan Dubes Norwegia, Presiden Jokowi membicarakan mengenai prioritas kerja sama di mana kedua negara memiliki kepentingan yang sangat besar seperti bidang lingkungan hidup, kehutanan , energi dan kelautan.
Norwegia mendukung upaya Indonesia untuk konferensi plastik dan tahun depan akan ada konferensi internasional mengenai kelautan.
"Dubes Denmark mendukung penuh upaya Indonesia menjadi tuan rumah konferensi tentang plastik dan mengapresiasi misi yang terus dilakukan Indonesia dan Indonesia sebagai role model dalam pengelolaan keberagaman," katanya.
Menlu menyebutkan India juga fokus di bidang ekonomi antara lain CPO, energi dan farmasi. Tiga bidang itu dibahas saat Presiden melakukan kunjungan ke India dan tiga bidang itu terus ditindaklanjuti sampai sekarang.
"Dengan Dubes Tanzania, fokusnya pada bidang kapasitas building karena kita banyak sekali membantu khusunya bidang agricultural. Tanzania memerlukan kerja sama itu, kita sudah memberikan bantuan kepada ratusan pelaku agricultural di sana," katanya.
"Saat ini kita sedang memulai negosiasi untuk FTA dengan Nigeria," kata Menlu setelah mendampingi Presiden Joko Widodo menerima surat-surat kepercayaan duta besar dari sembilan negara di Istana Merdeka Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan Selasa ini, Presiden menerima surat-surat kepercayaan dari sembilan duta besar, delapan di antaranya berkedudukan di Jakarta dan satu yaitu Tanzania berkedudukan di Kuala Lumpur.
"Setelah menerima surat surat kepercayaan, Presiden melakukan pembicaraan satu per satu dengan duta besar tersebut," katanya.
Untuk Nigeria fokus pada bidang ekonomi karena ada 14 perusahaan Indonesia yang beroperasi di nigeria. "Nigeria merupakan partner terbesar kita di kawasan Afrika," kata Menlu.
Sementara itu pembicaraan dengan Dubes Peru, menurut Retno, ditekankan pada kepemimpinan Indonesia di dunia internasional dan G20.
Kamboja juga menyoroti mengenai kepemimpinan Indonesia di ASEAN, juga membahas mengenai bagaimana sejauh ini Indonesia dapat mengelola kemajemukan yang ada di Indonesia.
Sementara saat bicara dengan Dubes Myanmar antara lain menyoroti mengenai bantuan kemanusiaan yang akan diberikan kepada semua orang tanpa terkecuali, tanpa memandang agama dan etnis.
"Presiden juga menyampaikan konsen Indonesia terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar dan mengharapkan stabilitas dan keamanan dapat segera dipulihkan," katanya.
Ia menyebutkan Selasa ini pukul 14.00 WIB dirinya juga akan melakukan pertemuan dengan Dubes Myanmar guna membahas perkembangan situasi di Rakhine State.
Sementara dengan Dubes Sudan, intinya adalah mereka mengundang investor Indonesia untuk masuk ke Sudan.
"Kita juga menyampaikan kontribusi polisi kita dalam misi Unamed yang saat ini ada 977 polisi Indonesia yang bertugas di Unamed," katanya.
Dengan Dubes Norwegia, Presiden Jokowi membicarakan mengenai prioritas kerja sama di mana kedua negara memiliki kepentingan yang sangat besar seperti bidang lingkungan hidup, kehutanan , energi dan kelautan.
Norwegia mendukung upaya Indonesia untuk konferensi plastik dan tahun depan akan ada konferensi internasional mengenai kelautan.
"Dubes Denmark mendukung penuh upaya Indonesia menjadi tuan rumah konferensi tentang plastik dan mengapresiasi misi yang terus dilakukan Indonesia dan Indonesia sebagai role model dalam pengelolaan keberagaman," katanya.
Menlu menyebutkan India juga fokus di bidang ekonomi antara lain CPO, energi dan farmasi. Tiga bidang itu dibahas saat Presiden melakukan kunjungan ke India dan tiga bidang itu terus ditindaklanjuti sampai sekarang.
"Dengan Dubes Tanzania, fokusnya pada bidang kapasitas building karena kita banyak sekali membantu khusunya bidang agricultural. Tanzania memerlukan kerja sama itu, kita sudah memberikan bantuan kepada ratusan pelaku agricultural di sana," katanya.
Pewarta: Agus Salim
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: