Pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi 5,4 persen tercapai
11 September 2017 15:02 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) bersama Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/9/2017). (ANTARA/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah masih meyakini target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen dalam RAPBN 2018 dapat dicapai kendati tahun depan masih dihadapi berbagai tantangan ekonomi global maupun domestik.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat kerja membahas RAPBN 2018 di Komisi XI di Jakarta, Senin, dimana sejumlah anggota menanyakan kemampuan pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 2018 mendatang.
"Kami tetap menganggap 5,4 persen itu masih reachable atau bisa dicapai. Namun memang upayanya ekstra keras," ujarnya.
Sri Mulyani menuturkan, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, maka konsumsi harus tumbuh di atas 5 persen. Pada 2018 mendatang, konsumsi ditargetkan tumbuh 5,1 persen.
Sementara itu, dari sisi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi sendiri ditargetkan tumbuh 6,3 persen pada tahun depan.
Menurut Menteri Keuangan, tantangan terbesar pada 2018 yaitu pertumbuhan kredit industri perbankan, yang harus tumbuh cukup kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi domestik.
Untuk tahun ini saja, kredit perbankan harus meningkat sebesar Rp370 triliun dibandingkan tahun lalu untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2 persen. Sedangkan untuk tahun depan, kredit perbankan harus meningkat Rp483 triliun untuk mencapai 5,4 persen.
"Dari sisi perbankan, kredit investasi harus tumbuh lebih tinggi. Dari 11-13 persen pada tahun ini menjadi 13-15 persen pada tahun depan," katanya.
Selain itu, Sri Mulyani juga mengharapkan belanja yang optimal dari BUMN untuk mencapai target 5,2 persen. Dari pasar modal, ia juga berharap ada kontribusi dari sisi investasi mencapai Rp855 triliun. Sedangkan untuk penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) diharapkan dapat mencapai Rp799 triliun.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat kerja membahas RAPBN 2018 di Komisi XI di Jakarta, Senin, dimana sejumlah anggota menanyakan kemampuan pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 2018 mendatang.
"Kami tetap menganggap 5,4 persen itu masih reachable atau bisa dicapai. Namun memang upayanya ekstra keras," ujarnya.
Sri Mulyani menuturkan, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, maka konsumsi harus tumbuh di atas 5 persen. Pada 2018 mendatang, konsumsi ditargetkan tumbuh 5,1 persen.
Sementara itu, dari sisi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi sendiri ditargetkan tumbuh 6,3 persen pada tahun depan.
Menurut Menteri Keuangan, tantangan terbesar pada 2018 yaitu pertumbuhan kredit industri perbankan, yang harus tumbuh cukup kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi domestik.
Untuk tahun ini saja, kredit perbankan harus meningkat sebesar Rp370 triliun dibandingkan tahun lalu untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2 persen. Sedangkan untuk tahun depan, kredit perbankan harus meningkat Rp483 triliun untuk mencapai 5,4 persen.
"Dari sisi perbankan, kredit investasi harus tumbuh lebih tinggi. Dari 11-13 persen pada tahun ini menjadi 13-15 persen pada tahun depan," katanya.
Selain itu, Sri Mulyani juga mengharapkan belanja yang optimal dari BUMN untuk mencapai target 5,2 persen. Dari pasar modal, ia juga berharap ada kontribusi dari sisi investasi mencapai Rp855 triliun. Sedangkan untuk penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) diharapkan dapat mencapai Rp799 triliun.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017
Tags: