Indonesia dorong OKI kembangkan pusat iptek
10 September 2017 19:42 WIB
Wapres Jusuf Kalla (kiri) berbincang dengan PM Kazakhstan Bakytzhan Sagintayev (ketiga kiri) disaksikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani (kedua kanan), Menristek Dikti Mohamad Nasir (kanan) saat mengadakan pertemuan di Astana, Kazakhstan, Sabtu (9/9/2017). Pertemuan tersebut membahas penguatan kerja sama bilateral Indonesia-Kazakhstan. (ANTARA/Humas Kemenko PMK)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mendorong seluruh negara anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) agar dapat mengembangkan berbagai pusat ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di berbagai kawasan, seperti disampaikan dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Mohamad Nasir dalam pertemuan para Menteri Ristek negara-negara anggota OKI di Astana, Kazakhstan pada Sabtu (9/9).
Menurut Menristekdikti RI itu, pembentukan berbagai pusat Iptek tersebut akan memberikan dampak positif terutama terhadap generasi muda yang sejak awal telah diperkenalkan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mohamad Nasir juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas tenaga pendidik karena hal itu akan berpengaruh langsung terhadap karakter dan kemampuan murid untuk memiliki sikap kritis, jujur dan kreatif.
Selain itu, kata dia, isu kualitas pendidikan juga perlu diperhatikan sebagai syarat bagi terciptanya masyarakat yang sejahtera di seluruh negara OKI.
Peningkatan jumlah dan kualitas pendidikan kejuruan juga perlu terus dilakukan untuk menunjang kegiatan industri di seluruh negara OKI. Untuk itu, Pemerintah Indonesia mendorong kalangan industri dapat terlibat di dalam pengembangan pendidikan kejuruan.
Dalam pertemuan itu, Menristekdikti juga menyampaikan berbagai rencana pemerintah Indonesia dalam memajukan Iptek nasional, antara lain pembangunan berbagai "science and techno parks", program pembangunan kapasitas, pertukaran ahli di tingkat global, serta penyelenggaraan kerja sama riset dan pengembangan kewirausahaan teknologi.
Pertemuan tingkat Menteri para Menristek negara anggota OKI diadakan sebagai salah satu pertemuan pada rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI mengenai Iptek yang diselenggarakan di Astana, Kazakhstan, pada 10-11 September 2017.
KTT OKI mengenai Iptek merupakan KTT tematik pertama di bawah kerangka forum kerja sama OKI. Tema KTT itu adalah "Science, Technology, Innovation and Modernization of the Muslim World" (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Inovasi dan Modernisasi Dunia Muslim).
KTT diselenggarakan atas kesepakatan seluruh negara OKI pada berbagai pertemuan KTT OKI, termasuk KTT OKI terakhir yang diselenggarakan di Istanbul pada April 2016.
Seluruh 56 negara anggota OKI telah berpartisipasi pada rangkaian pertemuan KTT OKI Iptek tersebut.
Pada akhir KTT diharapkan seluruh kepala negara atau wakil kepala negara akan mengesahkan beberapa dokumen akhir, yaitu dokumen "OIC Science, Technology and Innovation 2026" serta dokumen Deklarasi Astana.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Mohamad Nasir dalam pertemuan para Menteri Ristek negara-negara anggota OKI di Astana, Kazakhstan pada Sabtu (9/9).
Menurut Menristekdikti RI itu, pembentukan berbagai pusat Iptek tersebut akan memberikan dampak positif terutama terhadap generasi muda yang sejak awal telah diperkenalkan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mohamad Nasir juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas tenaga pendidik karena hal itu akan berpengaruh langsung terhadap karakter dan kemampuan murid untuk memiliki sikap kritis, jujur dan kreatif.
Selain itu, kata dia, isu kualitas pendidikan juga perlu diperhatikan sebagai syarat bagi terciptanya masyarakat yang sejahtera di seluruh negara OKI.
Peningkatan jumlah dan kualitas pendidikan kejuruan juga perlu terus dilakukan untuk menunjang kegiatan industri di seluruh negara OKI. Untuk itu, Pemerintah Indonesia mendorong kalangan industri dapat terlibat di dalam pengembangan pendidikan kejuruan.
Dalam pertemuan itu, Menristekdikti juga menyampaikan berbagai rencana pemerintah Indonesia dalam memajukan Iptek nasional, antara lain pembangunan berbagai "science and techno parks", program pembangunan kapasitas, pertukaran ahli di tingkat global, serta penyelenggaraan kerja sama riset dan pengembangan kewirausahaan teknologi.
Pertemuan tingkat Menteri para Menristek negara anggota OKI diadakan sebagai salah satu pertemuan pada rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI mengenai Iptek yang diselenggarakan di Astana, Kazakhstan, pada 10-11 September 2017.
KTT OKI mengenai Iptek merupakan KTT tematik pertama di bawah kerangka forum kerja sama OKI. Tema KTT itu adalah "Science, Technology, Innovation and Modernization of the Muslim World" (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Inovasi dan Modernisasi Dunia Muslim).
KTT diselenggarakan atas kesepakatan seluruh negara OKI pada berbagai pertemuan KTT OKI, termasuk KTT OKI terakhir yang diselenggarakan di Istanbul pada April 2016.
Seluruh 56 negara anggota OKI telah berpartisipasi pada rangkaian pertemuan KTT OKI Iptek tersebut.
Pada akhir KTT diharapkan seluruh kepala negara atau wakil kepala negara akan mengesahkan beberapa dokumen akhir, yaitu dokumen "OIC Science, Technology and Innovation 2026" serta dokumen Deklarasi Astana.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: