Banyuwangi (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia pada Jumat memulai layanan penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya.

Penerbangan langsung dari Bandara Soekarno-Hatta ke Banyuwangi itu menggunakan pesawa jenis Bombardier CJ 1000 dengan kapasitas 96 penumpang berangkat dari Jakarta, Jumat pukul 14.15 WIB, dan mendarat di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, pukul 15.55 WIB.

Pada penerbangan tersebut ikut serta Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pahala N Mansury, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso, dan Direktur Komersial PT Angkasa Pura II (Persero) Daan Ahmad.

Menpar Arief mengapresiasi dibukanya rute langsung itu oleh Garuda, sehingga dalam sehari kini ada enam kali penerbangan menuju Banyuwangi, yaitu tiga kali dari Jakarta oleh Garuda dan Nam Air serta tiga kali dari Surabaya oleh Garuda dan Wings Air.

"Ini ujungnya akan mengembangkan Banyuwangi, khususnya di sektor pariwisata. Dan saya yakin, kunjungan wisatawan ke Banyuwangi akan terus meningkat seiring penerbangan ke Banyuwangi yang kian semarak," kata Arief.

Jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi sendiri melonjak 1.340 persen dari 7.826 orang pada 2010 menjadi lebih dari 112.000 pada 2016, dan tahun ini diyakini tembus 150.000 orang.

Untuk kunjungan wisatawan domestik, data di Pemkab Banyuwangi menunjukkan adanya lonjakan dari 500.000 wisatawan pada 2010 menjadi kisaran 4 juta orang pada 2016. Adapun wisatawan mancanegara naik dari kisaran 7.000 menjadi 75.000 wisman.

"Pertumbuhan angka kunjungan wisatawan Banyuwangi pesat. Selain akses yang makin mudah, destinasi dan fasilitas penunjangnya juga makin lengkap, termasuk ada 72 atraksi festival dalam setahun," kata Arief.

Kedatangan penerbangan perdana pesawat Garuda itu disambut secara meriah dengan prosesi "water cannon" dan suguhan tarian tradisional khas Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pengembangan Banyuwangi.

"Inilah wujud gotong-royong, pemerintah pusat, daerah, dan BUMN terus membantu meningkatkan konektivitas," ujarnya.

Menurut Anas, hari ini adalah hari bersejarah bagi Banyuwangi. Dia lantas mengenang, dulu tahun 2008 saat masih menjadi anggota DPR, dia memimpikan Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa bisa mudah diakses oleh masyarakat.

"Dulu saya mikir, apa bisa ya? Lalu jadi bupati 2010, mikir lagi, apa bisa ya? Saya lobi kanan-kiri, ke maskapai, ke kementerian, ke provinsi. Ternyata bisa, dan sekarang malah ada enam penerbangan per hari ke Banyuwangi. Ini mendorong ekonomi. Buktinya pendapatan per kapita masyarakat naik hingga hampir 99 persen dalam lima tahun, kemiskinan juga turun," ujarnya.

Sementara Dirut Garuda Pahala N Mansury mengatakan Banyuwangi berkembang cukup pesat.

"Sayang apabila kami hanya menjalani rute Jakarta-Banyuwangi saja. Karena telah banyak wisatawan mancanegara, khususnya dari Eropa yang ingin ke Banyuwangi. Untuk itulah, jam keberangkatan dari Jakarta-Banyuwangi disesuaikan dengan jadwal penerbangan luar negeri dan kota-kota utama di Indonesia, seperti Medan, Lampung, Balikpapan, dan Makassar. Penumpang dari sana nantinya dapat menuju Banyuwangi dengan waktu transit yang cukup baik," tutur Pahala.