IHSG Jumat ditutup menguat 24,80 poin
8 September 2017 18:13 WIB
Pengunjung melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/9/2017). Pada penutupan perdagangan akhir pekan, IHSG mampu menguat 24,80 poin atau 0,4 persen menjadi 5.857,119 poin. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup menguat sebesar 24,80 poin menyusul optimisme investor terhadap ekonomi nasional yang akan terus tumbuh.
IHSG BEI ditutup naik 24,80 poin atau 0,42 persen menjadi 5.857,11 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak menguat 5,60 poin (0,57 persen) menjadi 976,46 poin.
"Laju IHSG yang di awal sempat melemah hampir menghapus harapan akan adanya perbaikan. Namun, pelaku pasar kembali aktif beli sehingga mampu mendorong posisi IHSG kembali bergerak di area penguatan," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Menurut dia pernyataan optimistis dari Menteri Keuangan RI terkait perbaikan defisit anggaran menjadi salah satu faktor yang memicu pelaku pasar saham melakukan akumulasi beli.
Ia menambahkan bahwa hasil laporan data cadangan devisa Indonesia yang sesuai dengan harapan juga turut menjadi pemicu pelaku pasar saham melakukan akumulasi beli yang akhirnya mendorong IHSG terangkat.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2017 sebesar 128,8 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2017 sebesar 127,8 miliar dolar AS.
Peningkatan itu terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa yang berasal dari penerimaan pajak dan devisa hasil ekspor migas bagian pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa terutama untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menambahkan bahwa IHSG menguat dengan volume perdagangan di atas rata-rata. Saham-saham sektor aneka industri, pertambangan dan industri dasar menjadi motor penggerak IHSG di akhir pekan ini (8/9).
Kendati demikian, lanjut dia pelaku pasar saham asing yang masih melakukan aksi jual menahan laju IHSG lebih tinggi. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia pada (Kamis, 7/9), investor asing mencatatkan jual bersih atau "foreign net sell" di pasar reguler sebesar Rp243,37 miliar.
Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 263.159 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,014 miliar lembar saham senilai Rp8,298 triliun. Sebanyak 159 saham naik, 142 saham menurun, dan 130 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei turun 121,70 poin (0,63 persen) ke 19.274,82, indeks Hang Seng menguat 145,55 poin (0,53 persen) ke 27.668,47, dan Straits Times melemah 4,62 poin (0,14 persen) ke posisi 3.225,56.
IHSG BEI ditutup naik 24,80 poin atau 0,42 persen menjadi 5.857,11 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak menguat 5,60 poin (0,57 persen) menjadi 976,46 poin.
"Laju IHSG yang di awal sempat melemah hampir menghapus harapan akan adanya perbaikan. Namun, pelaku pasar kembali aktif beli sehingga mampu mendorong posisi IHSG kembali bergerak di area penguatan," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Menurut dia pernyataan optimistis dari Menteri Keuangan RI terkait perbaikan defisit anggaran menjadi salah satu faktor yang memicu pelaku pasar saham melakukan akumulasi beli.
Ia menambahkan bahwa hasil laporan data cadangan devisa Indonesia yang sesuai dengan harapan juga turut menjadi pemicu pelaku pasar saham melakukan akumulasi beli yang akhirnya mendorong IHSG terangkat.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2017 sebesar 128,8 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2017 sebesar 127,8 miliar dolar AS.
Peningkatan itu terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa yang berasal dari penerimaan pajak dan devisa hasil ekspor migas bagian pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa terutama untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menambahkan bahwa IHSG menguat dengan volume perdagangan di atas rata-rata. Saham-saham sektor aneka industri, pertambangan dan industri dasar menjadi motor penggerak IHSG di akhir pekan ini (8/9).
Kendati demikian, lanjut dia pelaku pasar saham asing yang masih melakukan aksi jual menahan laju IHSG lebih tinggi. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia pada (Kamis, 7/9), investor asing mencatatkan jual bersih atau "foreign net sell" di pasar reguler sebesar Rp243,37 miliar.
Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 263.159 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,014 miliar lembar saham senilai Rp8,298 triliun. Sebanyak 159 saham naik, 142 saham menurun, dan 130 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei turun 121,70 poin (0,63 persen) ke 19.274,82, indeks Hang Seng menguat 145,55 poin (0,53 persen) ke 27.668,47, dan Straits Times melemah 4,62 poin (0,14 persen) ke posisi 3.225,56.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: