Jakarta (ANTARA News) - Pakistan menawarkan kerja sama di bidang pendidikan pelayaran, seperti disampaikan di pertemuan antara Laksamana Pertama Akbar Naqi, Commandant Pakistan Marine Academy (PMA) dan Konsul Jenderal Karachi Dempo Awang Yuddie.




M. Arifin, Fungsi Sosial Budaya KJRI Karachi, dalam siaran pers menyatakan pertemuan di KJRI Karachi, Kamis (7/9) waktu setempat, membahas soal penawaran bagi WNI berusia antara 18 – 20 tahun untuk mengikuti pendidikan di PMA juga pertukaran siswa/kadet atau pengajar dengan Lembaga Pendidikan yang sama di Indonesia.




Pendidikan di PMA akan berlangsung selama dua tahun, sementara pertukaran siswa atau pengajar memakan durasi dua atau empat bulan.




"Konjen RI menyambut baik kunjungan tersebut dan akan menawarkan berbagai bidang kerjasama dengan pihak-pihak atau lembaga pendidikan terkait di Indonesia," kata dia.




Akademi Kelautan Pakistan (PMA) yang didirikan pada 1971 adalah satu-satunya institusi di sektor publik di Pakistan untuk pelatihan pelaut.




Lembaga yang berkedudukan di Karachi ini juga merupakan cabang regional dari World Maritime University Malmo, Swedia dan diakui oleh Lembaga Pendiduikan Tinggi Pakistan. Hingga kini PMA telah meluluskan 2.939 warga negara Pakistan dan 68 WNA. Setiap tahunnya akademi ini menginduksi 150 kadet dan 20 taruna.




Program pelatihan untuk kadet berlangsung selama dua tahun untuk mendapatkan gelar Associate Degree di bidang Ship Management/ Marine Engineering oleh Nadirshaw Eduljee Dinshaw (NED) University of Engineering & Technology Karachi.




Semua fasilitas disiapkan oleh lembaga pelatihan maritim guna memenuhi standar International Maritime Organization di bawah Seamen Training Convention Wing (STCW) dan World Maritime University, Malmo, Swedia. Standar pelatihan pada Akademi ini dipantau secara langsung oleh International Maritime Organization (IMO).