Jakarta (ANTARA News) - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menandatangani kontrak pembangunan tahap kedua Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State, Myanmar, yaitu berupa gedung tempat tinggal untuk dokter dan perawat.

"Pembangunan rumah tinggal untuk dokter dan perawat kita dahulukan. Setelah berjalan, bangunan utama akan segera dibangun bersamaan," kata Presidium MER-C Faried Thalib melalui siaran pers diterima di Jakarta, Rabu.

Penandatanganan kontrak dilakukan Faried dengan Direktur Rakhita Ah Linn Construction Co Ltd Kyaw Nay Oo yang memenangi tender pembangunan tahap kedua Rumah Sakit Indonesia.

Faried mengatakan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State, Myanmar merupakan bagian dari diplomasi kemanusiaan yang dilakukan MER-C, sejak membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina.

Dia berharap, Rumah Sakit Indonesia bisa memberikan manfaat bagi rakyat Myanmar yang sedang dilanda konflik.

"Yang lebih penting, mudah-mudahan Rumah Sakit Indonesia bisa membantu meredakan konflik di daerah tersebut," tuturnya.

Menurut Faried, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim dan minoritas beragama Buddha seharusnya menjadi contoh bagi pemerintah dan rakyat Myanmar. Keberagaman bukanlah alasan untuk bertikai, melainkan justru untuk saling mengayomi satu dengan lainnya.

"Apalagi, lokasi Rumah Sakit Indonesia di antara daerah penduduk Muslim dan Buddha sehingga bisa menjadi fasilitas untuk semua penduduk di sana," katanya.

MER-C memulai misi pertama untuk wilayah konflik di Myanmar ke Rohingya pada 2012, dilanjutkan dengan "assessment" ke lokasi lahan Rumah Sakit Indonesia di Mrauk U pada Agustus 2015. Saat itu, tim langsung melakukan pembelian dan pembebasan lahan milik negara Myanmar tersebut.

Mei 2017, setelah sempat tertunda dua tahun, pembangunan Rumah Sakit Indonesia resmi dimulai berkat inisiatif dari Wakil Presiden, yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla. Wakil Presiden memberikan dukungan positif dan berharap Rumah Sakit Indonesia bisa segera terwujud dalam jangka waktu satu tahun.

Akhirnya, pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Myanmar menjadi program kerja sama MER-C dengan PMI.

MER-C telah menunjuk tim pelaksana pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State, Myanmar yang terdiri dari para relawan insinyur yang sudah berpengalaman membangun Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina.

Meskipun pembangunan diserahkan kepada kontraktor lokal, MER-C menempatkan relawan insinyur di lapangan untuk mengawasi seluruh proses pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State sampai pembangunan selesai.