Cyntha Hariadi luncurkan kumpulan cerpen "Manifesto Flora"
7 September 2017 17:24 WIB
Cyntha Hariadi (kiri) dalam peluncuran buku "Manifesto Flora" di Indonesia International Book Fair 2017, Kamis (7/9/2017). (ANTARA News/ Nanien Yuniar )
Jakarta (ANTARA News) - Penulis Cyntha Hariadi meluncurkan buku kumpulan cerpen "Manifesto Flora", karya kedua setelah "Ibu Mendulang Anak Berlari" yang membuatnya jadi pemenang III Sayembara Manuskrip Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta 2015.
Ia membuka peluncuran bukunya itu dengan membacakan salah satu cerpen berjudul "Kolokan" yang berkisah mengenai cinta ayah terhadap anak lelakinya.
"Itu dari kejadian nyata. Saya teringat seorang supir taksi yang bertanya pada saya, apakah anaknya autisme karena sudah SMA tapi masih suka mainan anak kecil," kata Cyntha di Indonesia International Book Fair 2017, Kamis.
Cerita itu masih teringat di benaknya hingga diwujudkan menjadi ide dasar dari cerita pendek "Kolokan".
Penulis lepas ini melebarkan sayap dari membuat puisi bertema pengalaman kompleks sebagai ibu hingga kini menulis cerita pendek dengan tema beragam, yakni alienasi, delusi, trauma, rasisme, cinta, keluarga, dan juga hantu.
"Manifesto Flora" adalah salah satu judul dari 23 cerita pendek dalam buku setebal 160 halaman itu. Cerita itu dipilih jadi judul buku karena mewakili dua kata dengan nuansa yang berseberangan.
"Manifesto terkesan maskulin, flora terkesan feminin," Sebagian besar cerpen dalam buku "Manifesto Flora" memiliki cerita yang berdiri sendiri. Ada beberapa yang terkesan berhubungan, misalnya "Setengah Perempuan I" dan "Setengah Perempuan II", tapi sebenarnya Cyntha menceritakan kisah yang sama sekali berbeda.
Buku seharga Rp66.000 ini mulai terbit pada September 2017.
Ia membuka peluncuran bukunya itu dengan membacakan salah satu cerpen berjudul "Kolokan" yang berkisah mengenai cinta ayah terhadap anak lelakinya.
"Itu dari kejadian nyata. Saya teringat seorang supir taksi yang bertanya pada saya, apakah anaknya autisme karena sudah SMA tapi masih suka mainan anak kecil," kata Cyntha di Indonesia International Book Fair 2017, Kamis.
Cerita itu masih teringat di benaknya hingga diwujudkan menjadi ide dasar dari cerita pendek "Kolokan".
Penulis lepas ini melebarkan sayap dari membuat puisi bertema pengalaman kompleks sebagai ibu hingga kini menulis cerita pendek dengan tema beragam, yakni alienasi, delusi, trauma, rasisme, cinta, keluarga, dan juga hantu.
"Manifesto Flora" adalah salah satu judul dari 23 cerita pendek dalam buku setebal 160 halaman itu. Cerita itu dipilih jadi judul buku karena mewakili dua kata dengan nuansa yang berseberangan.
"Manifesto terkesan maskulin, flora terkesan feminin," Sebagian besar cerpen dalam buku "Manifesto Flora" memiliki cerita yang berdiri sendiri. Ada beberapa yang terkesan berhubungan, misalnya "Setengah Perempuan I" dan "Setengah Perempuan II", tapi sebenarnya Cyntha menceritakan kisah yang sama sekali berbeda.
Buku seharga Rp66.000 ini mulai terbit pada September 2017.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017
Tags: