Jakarta (ANTARA News) - Organisasi relawan kesehatan Medical Emergency Rescue Committee (MERC) Indonesia menyatakan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Myanmar jalan terus meski situasi negara itu belum kondusif.
"Kami telah mengirim dua relawan insinyur ke Myanmar pada Rabu (6/9). Mereka sudah berpengalaman saat pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, sebelumnya," kata anggota Presidium MER-C Indonesia dr. Sarbini Abdul Murad kepada Antara di Jakarta, Kamis.
Kedua relawan dari Divisi Konstruksi MER-C akan menindaklanjuti
program pembangunan rumah sakit yang akan memasuki
tahap dua dari tiga tahap yang direncanakan. Pekerjaan mereka antara lain meliputi finalisasi kontrak
dengan kontraktor lokal dan mencari akses bantuan
kemanusiaan ke wilayah konflik.
"Meski situasi di Myanmar belum kondusif, namun proses pembangunan
RS Indonesia di wilayah ini terus berjalan," kata Sarbini, dokter Indonesia
pertama yang berhasil masuk ke garis depan Gaza saat konflik
Palestina-Israel pada 2008-2009.
Pembangunan tahap pertama rumah sakit itu sudah selesai dan akan berlanjut ke tahap dua yang mencakup pembangunan asrama dokter dan perawat.
Area pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) yang luasnya lebih dari
7.000 meter persegi berada di Muaung Bwe, Mrauk U, Rakhine State,
Myanmar.
Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) dan Palang
Merah Indonesia (PMI) juga terlibat dalam pembangunan rumah sakit yang
didukung oleh pemerintah Indonesia.
Pembangunan rumah sakit itu diharapkan bisa segera selesai supaya bisa segera menyediakan bantuan pelayanan kesehatan jangka panjang bagi para
korban konflik.
Bantuan dan sumbangan untuk program pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State, Myanmar, dapat disalurkan melalui rekening bank Mandiri
124.000.8111.982, Bank Syariah Mandiri (BSM) 700.1306.833, dan BCA
686.028.0009 atas nama Medical Emergency Rescue Committee.
Pembangunan RS Indonesia di Myanmar tetap jalan meski situasi belum kondusif
7 September 2017 10:44 WIB
(foto : dok MER-C)
Pewarta: Andi Jauhari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: