Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan penggunaan jalur kereta yang sudah ada atau eksisting untuk proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya dapat menurunkan beban anggaran karena tidak perlu membangun lintasan baru.
Usai melakukan pertemuan dengan Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang Hiroto Izumi dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menhub menjelaskan alternatif jalur eksisting bisa mengurangi anggaran dari semula Rp70 triliun-Rp80 triliun menjadi Rp50 triliun.
"Kalau dulu dihitung Rp70 triliun-Rp80 triliun, tadi kita diskusi tapi masih rough, harapannya turun dari itu, bisa katakanlah Rp50 triliun kurang lebih," kata Menhub di Kantor Kementerian Perhubungan Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan pertimbangan menggunakan jalur eksisting selain lebih murah, juga pembangunannya akan lebih cepat karena stasiun tidak perlu dipindah.
Menurut Budi Karya Sumadi, pemindahan stasiun akan membuat keberlangsungan ekonomi masyarakat terganggu.
Selain itu, sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo, jalur eksisting juga dapat menyelesaikan 500-800 lintasan sebidang di jalur kereta Jawa sehingga tidak menimbulkan kemacetan.
Menhub juga mempertimbangkan rencana perlintasan sebidang baik "flyover" maupun "underpass" dengan Kementerian PUPR.
Ada pun tahun ini Kementerian PUPR akan menguji coba penyelesaian beberapa titik lintasan sebidang yang padat dengan menggunakan anggaran yang ada.
"Kalau Rp30 miliar ada, kita buat di kota-kota yang memang padat. Sudah mulai sebenarnya, kita bertahap sesuai dengan yang paling penting di mana lintasan sebidang bermasalah dan ini untuk menurunkan kecelakaan," ungkapnya.
Menhub: jalur eksisting kereta cepat turunkan anggaran
6 September 2017 22:38 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ANTARA /Indrianto Eko Suwarso)
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: