OKI dinilai tidak maksimal lindungi muslim Rohingya
4 September 2017 15:43 WIB
Dokumentasi pengungsi Rohingya berjalan di jalan berlumpur setelah menyebrangi perbatasan Bangladesh-Myanmar, di Teknaf, Bangladesh, Minggu (3/9/2017). (REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
Banda Aceh, Aceh (ANTARA News) - Ketua DPD Ikatan Muslim Muhammadiyah (IMM) Aceh, Mizan Aminuddin, menyatakan, peran Organisasi Kerjasama Islam (OKI) tidak maksimal dalam mengatasi pembantaian umat muslim etnis Rohingya di Myanmar.
"Jika melihat data korban pembantaian ratusan jiwa sepertinya OKI tidak berkontribusi banyak untuk menyelamatkan komunitas Rohingya di Myanmar," katanya dalam siaran pers yang diterima wartawan di Banda Aceh, Senin.
Menurut data resmi yang diakui militer dan pemerintah Myanmar, ada 399 orang yang tewas dalam seminggu ini. Mereka adalah 370 gerilyawan Rohingya, 13 aparat keamanan, dua pejabat pemerintah dan 14 warga sipil.
Sementara Badan Keamanan PBB mencatat sekitar 38.000 warga etnis Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh dari Myanmar untuk menghindari operasi militer.
Laporan terbaru PBB tentang minoritas Rohingya mengejutkan dunia lagi dengan deskripsi tentang kekejaman yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar.
"Meskipun memiliki banyak bukti tentang tingkat pembersihan etnis oleh pemerintah Myanmar, dunia belum melakukan tindakan serius terhadap pemerintah di Naypyidaw yang merupakan Ibu Kota Nasional Myanmar," kata dia.
"Di antara sekian banyak organisasi yang harus berusaha melindungi Rohingya, ada satu yang jelas harus memimpin inisiatif ini yaitu OKI. Dari semua entitas internasional, OKI berada pada posisi terbaik untuk melakukan perjuangan komunitas Rohingya," tutur Mizan.
"Jika melihat data korban pembantaian ratusan jiwa sepertinya OKI tidak berkontribusi banyak untuk menyelamatkan komunitas Rohingya di Myanmar," katanya dalam siaran pers yang diterima wartawan di Banda Aceh, Senin.
Menurut data resmi yang diakui militer dan pemerintah Myanmar, ada 399 orang yang tewas dalam seminggu ini. Mereka adalah 370 gerilyawan Rohingya, 13 aparat keamanan, dua pejabat pemerintah dan 14 warga sipil.
Sementara Badan Keamanan PBB mencatat sekitar 38.000 warga etnis Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh dari Myanmar untuk menghindari operasi militer.
Laporan terbaru PBB tentang minoritas Rohingya mengejutkan dunia lagi dengan deskripsi tentang kekejaman yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar.
"Meskipun memiliki banyak bukti tentang tingkat pembersihan etnis oleh pemerintah Myanmar, dunia belum melakukan tindakan serius terhadap pemerintah di Naypyidaw yang merupakan Ibu Kota Nasional Myanmar," kata dia.
"Di antara sekian banyak organisasi yang harus berusaha melindungi Rohingya, ada satu yang jelas harus memimpin inisiatif ini yaitu OKI. Dari semua entitas internasional, OKI berada pada posisi terbaik untuk melakukan perjuangan komunitas Rohingya," tutur Mizan.
Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: