Banda Aceh (ANTARA News) - Warga kota Banda Aceh, Senin (4/6), panik akibat beredarnya isu air laut naik, sehingga sebagian siswa terpaksa dipulangkan sebelum waktunya serta arus kendaraan berseliweran tak tentu arahnya dan kemacetan terjadi di mana-mana. Wartawan ANTARA yang memantau suasana kota Banda Aceh terlihat berbagai jenis kendaraan melaju tanpa mematuhi lagi rambu-rambu lalulintas, karena mereka panik menyusul beredarnya isu air laut naik, setelah sebagian masyarakat mendengar bunyi suara alarm peringatan dini tsunami pada sebuah lokasi di Banda Aceh. Kepanikan warga mulai terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, sehingga arus kendaraan dalam kota Banda Aceh penuh sesak, sebagian karyawan pemerintah dan swasta, termasuk kalangan guru sekolah memerintahkan anak didiknya untuk segera meninggalkan sekolah karena air laut sudah naik. Keadaan itu berlangsung sekitar dua jam, setelah itu normal kembali, menyusul adanya penerangan melalui pengeras suarana dari aparat terkait tentang isu air laut naik, tidak benar. Sebagian warga terlihat menangis akibat panik sambil menggendong dan memegang anak berlarian tanpa arah tujuan mengikuti arus masyarakat, sementara petugas pengatur lalu lintas kewalahan menertibkan arus kendaraan yang tidak tertib. Masyarakat yang bermukim di Desa Lamteumen Barat terlihat sangat trauma, sebagian mereka terus menangis sambil berlarian dengan membawa anak masing-masing, baik dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Polisi pengatur lalu lintas yang bertugas di sepanjang jalan utama di kota Banda Aceh berusaha menertibkan arus kendaraan, namun sangat sulit menghentikan keinginan sebagian warga akibat berkembangnya isu air laut telah naik di wilayah Desa Kajhu, Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar. (*)