Menteri PUPR tanggung jawab kemacetan Tol Cikampek
4 September 2017 14:32 WIB
Sejumlah kendaraan melaju melintasi kepadatan ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 10 arah Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (31/8/2017). Menjelang liburan Hari Raya Iduladha, volume kendaraan di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek mulai mengalami peningkatan, dan terpantau ramai lancar. (ANTARA /Risky Andrianto)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengaku akan bertanggungjawab atas kemacetan yang terjadi di sepanjang Tol Jakarta-Cikampek menyusul sejumlah proyek yang dibangun.
Basuki seusai rapat koordinasi di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Senin, mengatakan pertanggungjawaban yang diberikan adalah berupa progres pembangunan infrastruktur yang dibangun di sepanjang jalan tol terpadat di Indonesia itu.
"Saya lebih bisa mempertanggungjawabkan kalau kemacetan itu karena ada pembangunan. Lebih tidak etis kalau sudah macet, tapi tidak ada pembangunan. Jadi sudah macet tapi kita diam saja, tapi ini kan ada pembangunan," katanya.
Menurut Basuki, pemerintah tidak tinggal diam mengatasi kemacetan di jalan tol Jakarta-Cikampek. Sejumlah upaya rekayasa lalu lintas, pengelolaan kemacetan dan pelebaran ruas jalan juga dilakukan.
"Saya sudah melebarkan, jalurnya tetap, kita tidak mengurangi jalur, kita mengupayakan yang lain, dengan arteri yang dulunya jadi jalan inspeksi akan kita perlebar. Kita tidak tinggal diam, selama membangun kita juga cari upaya traffic management dan prasarana kita perbaiki," katanya.
Setidaknya, ada empat proyek yang dibangun bersamaan mulai 2017 di sepanjang tol tersebut, yakni Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated, LRT Jakarta-Bekasi Timur, kereta cepat Jakarta-Bandung, Jalan Tol Cibitung-Cilincing di Simpang Susun Cibitung KM 25 (termasuk Tol Lingkar Luar Ring 2, Cibitung-Cisalak-Cinere).
Kemacetan yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek diprediksikan akan terjadi hingga 2019.
Basuki seusai rapat koordinasi di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Senin, mengatakan pertanggungjawaban yang diberikan adalah berupa progres pembangunan infrastruktur yang dibangun di sepanjang jalan tol terpadat di Indonesia itu.
"Saya lebih bisa mempertanggungjawabkan kalau kemacetan itu karena ada pembangunan. Lebih tidak etis kalau sudah macet, tapi tidak ada pembangunan. Jadi sudah macet tapi kita diam saja, tapi ini kan ada pembangunan," katanya.
Menurut Basuki, pemerintah tidak tinggal diam mengatasi kemacetan di jalan tol Jakarta-Cikampek. Sejumlah upaya rekayasa lalu lintas, pengelolaan kemacetan dan pelebaran ruas jalan juga dilakukan.
"Saya sudah melebarkan, jalurnya tetap, kita tidak mengurangi jalur, kita mengupayakan yang lain, dengan arteri yang dulunya jadi jalan inspeksi akan kita perlebar. Kita tidak tinggal diam, selama membangun kita juga cari upaya traffic management dan prasarana kita perbaiki," katanya.
Setidaknya, ada empat proyek yang dibangun bersamaan mulai 2017 di sepanjang tol tersebut, yakni Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated, LRT Jakarta-Bekasi Timur, kereta cepat Jakarta-Bandung, Jalan Tol Cibitung-Cilincing di Simpang Susun Cibitung KM 25 (termasuk Tol Lingkar Luar Ring 2, Cibitung-Cisalak-Cinere).
Kemacetan yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek diprediksikan akan terjadi hingga 2019.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: