22 ormas di NTB gelar aksi Rohingya
4 September 2017 13:00 WIB
Aksi Kemanusian Rohingya Aktivis Kaum Profesional bagi Kemanusiaan Rohingya membentangkan poster bergambar Penasehat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi saat beraksi di depan Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta, Sabtu (2/9/2017). Mereka meminta pemerintah mengusir Dubes Myanmar dari Indonesia dan menarik Dubes Indonesia untuk Myanmar menyusul tragedi kemanusiaan muslim Rohingya di negeri peraih Nobel Perdamaian tersebut. (ANTARA /Puspa Perwitasari) ()
Mataram (ANTARA News) - Tercatat ada sebanyak 22 organisasi masyarakat (ormas) di Nusa Tenggara Barat menggelar aksi peduli terhadap pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar, Senin.
Puluhan ormas yang tergabung dalam "Aliansi Kemanusiaan Peduli Myanmar" itu menyatakan sikap bahwa kebiadaban militer Myanmar terhadap warga Muslim Rohingya sudah merupakan kejahatan kemanusiaan yang sepatutnya disikapi oleh dunia internasional.
"Maka dari itu, kami meminta agar persoalan ini bisa diseret ke Pengadilan Internasional karena sudah tergolong kejahatan kemanusiaan yang serius," kata Muhammad Isnaini, Koordinator Umum dalam orasinya di simpang empat Islamic Center, Kota Mataram, Senin.
Ormas yang turut melakukan aksi antara lain berasal dari Pemuda Pancasila, Gemahbudhi, Laskar Mujahidin, GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Nahdlatul Wathan, PMII, dan HMI.
Dalam aksinya, massa juga meminta Indonesia segera mengambil langkah diplomatik terhadap negara-negara ASEAN untuk mengeluarkan Myanmar dari keanggotaan ASEAN dan bersuara meminta untuk mencabut nobel "Aung San Suu Kyi".
Selain itu, Presiden Jokowi diminta untuk mengambil langkah tegas dengan menutup Kedutaan Besar Myanmar di Indonesia dan menarik Kedubes Indonesia yang berada di Myanmar.
Mereka menilai kebiadaban yang terjadi di Myanmar sudah mengarah pada upaya pengahapusan sebuah etnis.
"Ini bukan lagi bicara tentang kelompok agama tertentu, bukan lagi bicara tentang kepentingan suku atau bangsa tertentu, tapi semata-mata tentang dan demi penegakan nilai-nilai kemanusiaan secara universal," ujarnya.
Usai menyampaikan orasi di simpang empat Islamic Center, pada pukul 10.00 WITA massa aksi bergerak ke arah Timur menuju Kantor Gubernur NTB dengan berjalan kaki.
(Baca: Menlu Retno temui petinggi Myanmar hari ini)
Puluhan ormas yang tergabung dalam "Aliansi Kemanusiaan Peduli Myanmar" itu menyatakan sikap bahwa kebiadaban militer Myanmar terhadap warga Muslim Rohingya sudah merupakan kejahatan kemanusiaan yang sepatutnya disikapi oleh dunia internasional.
"Maka dari itu, kami meminta agar persoalan ini bisa diseret ke Pengadilan Internasional karena sudah tergolong kejahatan kemanusiaan yang serius," kata Muhammad Isnaini, Koordinator Umum dalam orasinya di simpang empat Islamic Center, Kota Mataram, Senin.
Ormas yang turut melakukan aksi antara lain berasal dari Pemuda Pancasila, Gemahbudhi, Laskar Mujahidin, GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Nahdlatul Wathan, PMII, dan HMI.
Dalam aksinya, massa juga meminta Indonesia segera mengambil langkah diplomatik terhadap negara-negara ASEAN untuk mengeluarkan Myanmar dari keanggotaan ASEAN dan bersuara meminta untuk mencabut nobel "Aung San Suu Kyi".
Selain itu, Presiden Jokowi diminta untuk mengambil langkah tegas dengan menutup Kedutaan Besar Myanmar di Indonesia dan menarik Kedubes Indonesia yang berada di Myanmar.
Mereka menilai kebiadaban yang terjadi di Myanmar sudah mengarah pada upaya pengahapusan sebuah etnis.
"Ini bukan lagi bicara tentang kelompok agama tertentu, bukan lagi bicara tentang kepentingan suku atau bangsa tertentu, tapi semata-mata tentang dan demi penegakan nilai-nilai kemanusiaan secara universal," ujarnya.
Usai menyampaikan orasi di simpang empat Islamic Center, pada pukul 10.00 WITA massa aksi bergerak ke arah Timur menuju Kantor Gubernur NTB dengan berjalan kaki.
(Baca: Menlu Retno temui petinggi Myanmar hari ini)
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017
Tags: