Tingkat hunian hotel Yogyakarta tidak melonjak selama Idul Adha
4 September 2017 11:42 WIB
Kritisi Pembangunan Hotel Yogyakarta Warga melintas didekat poster yang bertuliskan "Jogja Istimewa Hotelnya" di Yogyakarta, Jumat (31/7). Poster bertuliskan "Jogja Istimewa Hotelnya" yang di tempel disejumlah tiitik itu mejadi kritisi terhadap maraknya pembagunan hotel serta penggunaan air tanah untuk kebutuhan hotel yang berdampak mengeringnya sumur milik warga di sekitar hotel. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko) ()
Yogyakarta (ANTARA News) - Tingkat hunian kamar hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak mengalami lonjakan selama liburan panjang akhir pekan yang berbarengan dengan Idul Adha 2017.
"Liburan Idul Adha kemarin okupansinya 60 persen meleset dari target kami mencapai 80 persen," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab M Danunagoro di Yogyakarta, Senin.
Menurut Istijab, tingkat hunian tamu hotel selama libur akhir pekan yang bertepatan dengan Idul Adha tidak banyak karena sebagian besar masyarakat diperkirakan lebih memilih mengikutu prosesi pemotongan hewan kurban di daerah masing-masing. "Sehingga aktivitas wisata tidak banyak," kata dia.
Selain itu, Istijab menilai lonjakan okupansi hotel tidak signifikan dibanding tahun sebelumnya karena jumlah hotel di Yogyakarta terus bertambah. Pada 2016, okupansi hotel saat liburan Idul Adha mencapai 80 persen.
"Degan terus meningkatnya jumlah kamar hotel. Mereka harus berbagi kue pengunjung," kata dia.
Pada 2015 PHRI DIY mencatat sebanyak 57 hotel bintang berdiri di Yogyakarta dan hotel nonbintang ada 1.010 hotel. Sedangkan saat ini hotel bintang di Yogyakarta sudah mencapai 166 hotel dan nonhintang mencapai 1.030 hotel.
Meski demikian, Istijab optimistis meski tidak mengalami peningkatan, okupansi hotel di Yogyakarta tidak akan merosot karena ditopang banyaknya program "Meeting, Incentive, Converence, and Exhibition" atau MICE dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta.
"Kami yakin tingkat hunian tidak akan menurun karena sejak Juli 2017 kegiatan MICE terus bermunculan," kata dia.
"Liburan Idul Adha kemarin okupansinya 60 persen meleset dari target kami mencapai 80 persen," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab M Danunagoro di Yogyakarta, Senin.
Menurut Istijab, tingkat hunian tamu hotel selama libur akhir pekan yang bertepatan dengan Idul Adha tidak banyak karena sebagian besar masyarakat diperkirakan lebih memilih mengikutu prosesi pemotongan hewan kurban di daerah masing-masing. "Sehingga aktivitas wisata tidak banyak," kata dia.
Selain itu, Istijab menilai lonjakan okupansi hotel tidak signifikan dibanding tahun sebelumnya karena jumlah hotel di Yogyakarta terus bertambah. Pada 2016, okupansi hotel saat liburan Idul Adha mencapai 80 persen.
"Degan terus meningkatnya jumlah kamar hotel. Mereka harus berbagi kue pengunjung," kata dia.
Pada 2015 PHRI DIY mencatat sebanyak 57 hotel bintang berdiri di Yogyakarta dan hotel nonbintang ada 1.010 hotel. Sedangkan saat ini hotel bintang di Yogyakarta sudah mencapai 166 hotel dan nonhintang mencapai 1.030 hotel.
Meski demikian, Istijab optimistis meski tidak mengalami peningkatan, okupansi hotel di Yogyakarta tidak akan merosot karena ditopang banyaknya program "Meeting, Incentive, Converence, and Exhibition" atau MICE dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta.
"Kami yakin tingkat hunian tidak akan menurun karena sejak Juli 2017 kegiatan MICE terus bermunculan," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: